Minggu, 30 Oktober 2022

 

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

Oleh :

ROBIATUL ILMIYAH

CGP Angkatan 5

SDN 01 ROWOKEMBU

Kab. Pekalongan

Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.

1.    Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Pratap Triloka KHD yang dikenal dengan Ing Ngarso Sung Thulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani, menjadi sangat relevan untuk dijadikan landasan dalam mengambil sebuah keputusan yang bertanggung jawab dan berpihak pada murid. Karena sejatinya seorang guru adalah penuntun yang tugasnya adalah menuntun kodrat anak, baik kodrat alam maupun kodrat zamannya agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Makna kata "Penuntun", dapat dipahami sebagai "Pemimpin Pembelajaran", yang berpusat pada murid.

Berlandaskan filosofi Pratap Triloka KHD dalam pengambilan keputusan di kelas akan membawa kepada perubahan positif pada budi pekerti. budi (cipta, rasa, karsa) dan pekerti (tenaga/raga) yang seimbang dan holistik. Kesempurnaan budi pekerti akan membawa anak pada kebijaksanaan. 

Semua disiplin ilmu dan pengambilan keputusan harus menuju kepada kebijaksanaan. Menurut KHD, semua yang kita lakukan di bidang pendidikan harus berorientasi kepada murid. Atau bahasa lain yang digunakan KHD adalah " Bebas dari segala ikatan, dengan suci hati mendekati sang anak, tidak untuk meminta sesuatu hak, namun untuk berhamba pada sang anak".

Pengambilan keputusan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran di kelas yang berpihak dan memerdekakan murid akan menjadi contoh dan tauladan bagi murid-murid untuk mulai berani mengambil keputusan-keputusan yang sesuai dengan pilihannya sendiri tanpa paksaan dan campur tangan orang lain. Diharapkan bahwa murid akan lebih nyaman untuk berkomunikasi dan menentukan pilihan keputusan bersama dengan guru , dan para guru akan lebih memperhatikan kepentingan muridnya.

 

2.    Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai - nilai kebajikan bisa diartikan sikap tertentu yang diyakini baik dan dijadikan salah satu sendi keutamaan dalam  budi pekerti. Contohnya : kejujuran , tanggung jawab, menghargai, toleransi, baik hati, menghormati, integritas, kasih sayang, rajin, gotong royong, percaya diri, kesabaran, dan masih banyak lagi. Mengajarkan nilai-nilai kebajikan merupakan hal kunci yang perlu diajarkan kepada murid-murid kita.

Untuk dapat mengambil keputusan diperlukan nilai-nilai atau prinsip dan pendekatan sehingga keputusan tersebut merupakan keputusan yang paling tepat dengan resiko yang paling minim bagi semua pihak, terutama bagi kepentingan /keberpihakan pada anak didik kita.

 

3.     Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Dalam dunia pendidikan Coaching merupakan proses untuk memaksimalkan potensi pada murid. Pertanyaan-pertanyaan reflektif yang diberikan Coach dapat membuat murid mampu untuk mengambil keputusan dengan memilih sendiri alternatif/solusi dari permasalahan yang dihadapinya tanpa paksaan dan campur tangan orang lain. Proses coaching dilakukan sebagai pendampingan bagi coachee dalam menemukan solusi dan menggali potensi yang ada dalam diri, yang kemudian dituangkan dalam sebuah tindakan sebagai bentuk tanggung jawab (Alur TIRTA).

Mengingat kembali filosofi Ki Hajar Dewantara tentang peran utama guru (Pamong), maka memahami pendekatan Coaching menjadi selaras dengan Sistem Among sebagai salah satu pendekatan yang memiliki kekuatan untuk menuntun kekuatan kodrat anak (murid). Pendekatan coaching sistem among dapat diterapkan dengan menggunakan metode TIRTA yang merupakan kepanjangan dari T: Tujuan, I: Identifikasi, R: Rencana aksi, dan TA: Tanggung jawab. Dari segi bahasa, TIRTA berarti air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika kita ibaratkan murid kita adalah air, maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir potensinya. Guru memiliki tugas untuk menjaga air itu tetap mengalir, tanpa sumbatan. Tugas guru adalah menuntun atau membantu murid (coachee) menyadari bahwa mereka mampu menyingkirkan sumbatan-sumbatan yang mungkin menghambat perkembangan potensi dalam dirinya. Hal ini selaras dengan Tujuan coaching yaitu untuk melejitkan potensi murid agar menjadi lebih merdeka.

Pendekatan coaching model TIRTA menjadi selaras jika disandingkan dengan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang bertanggung jawab dan berpihak pada anak. Keterampilan coaching akan membantu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik.

Dalam proses coaching, seorang coach menuntun agar coachee dapat menggali, memetakan situasinya sehingga menghasilkan pemikiran atau ide-ide baru atas situasi yang sedang dihadapi. Proses coaching menekankan pada proses inkuiri yaitu kekuatan pertanyaan atau proses bertanya yg muncul dalam dialog saat coaching. Pertanyaan efektif mengaktifkan kemampuan berpikir reflektif para murid dan keterampilan bertanya mereka dalam pencarian makna dan jawaban atas situasi atau fenomena yang mereka hadapi dan jalani.

 

4.    Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Dalam pengambilan keputusan diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) untuk mengambil keputusan. Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab adalah kemampuan seseorang untuk membuat pilihan-pilihan yang konstruktif terkait dengan perilaku pribadi serta interaksi sosial mereka berdasarkan standar etika, pertimbangan keamanan dan keselamatan, serta norma sosial. Harapannya proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindful), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada.

 

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik

Sebagai seorang pendidik seringkali kita dihadapkan pada suatu keadaan di mana kita harus mengambil sebuah keputusan sulit. Namun, perlu kita ketahui bahwa tidak semua keputusan sulit tersebut merupakan dilema etika. Ada kalanya itu lebih berupa bujukan moral. Untuk itu diperlukan uji masalah terlebih dahulu dengan 9 langkah dalam pengambilan keputusan.

 

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Sebagai upaya pengambilan keputusan yang tepat, yang berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman dapat dilakukan dengan beberapa tahap berikut, yaitu :

a.    Mengidentifikasi jenis-jenis paradigma dilema etika yang sesui dari suatu kasus,

b.    Memilih dan memahami 3 (tiga) prinsip yang dapat dilakukan untuk membuat keputusan dalam dilema pengambilan keputusan,

c.    Menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang diambil dalam dilema etika.

 

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Mengambil keputusan  untuk masalah/kasus siswa yang melanggar norma akan tetapi tinggal beberapa bulan siswa sudah lulus.

Ketika berhadapan pada suatu dilema etika individu lawan kelompok (dalam konteks di sekolah). Kecenderungan pendapat individu akan terpatahkan oleh kelompok besar. Sebagai contoh, dalam pengambilan keputusan kenaikan kelas bagi anak yang memiliki kompetesi pengetahuan rendah tetapi memiliki nilai karakter yang baik.

Trauma dari kegagalan mengambil keputusan di masa lalu

Kekhawatiran jika keputusan yang diambil justru berdampak tidak baik (merugikan) bagi sebagian besar suatu pihak.

 

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pada konteks merdeka belajar, proses pembelajaran yang dilakukan adalah yang berpihak pada murid. Karena itu, pengambilan keputusan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran hendaknya dapat "menuntun" dan memberikan ruang bagi murid dalam proses pengajaran untuk merdeka mengemukakan pendapat dan mengekspresikan ilmu -ilmu baru yang didapatnya. Dengan demikian murid-murid dapat belajar mengambil keputusan yang sesuai dengan pilihannya sendiri tanpa paksaan dan campur tangan orang lain.

 

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang pemimpin pembelajaran yang memiliki penalaran yang baik, sepantasnya menghargai konsep-konsep dan prinsip-prinsip etika yang pasti. Prinsip-prinsip etika sendiri berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati dan disetujui bersama, lepas dari latar belakang sosial, bahasa, suku bangsa, maupun agama seseorang. Nilai-nilai kebajikan universal meliputi hal-hal seperti Keadilan, Tanggung Jawab, Kejujuran, Bersyukur, Lurus Hati, Berprinsip, Integritas, Kasih Sayang, Rajin, Komitmen, Percaya Diri, Kesabaran, dan masih banyak lagi.

Keputusan-keputusan yang diambil oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran akan merefleksikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi, dan akan menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah, terutama bagi murid. Pendidik adalah teladan bagi murid untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila.

 

10.    Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Guru sebagai pendidik yang peran utamanya adalah "menuntun" segala kodrat yang dimiliki oleh anak, baik kodrat alam maupun kodrat zamannya, agar anak meraih kemerdekaannya dalam belajar. Dalam proses menuntun, guru berperan sebagai pamong, dengan menerapkan pratap trikolaka ing ngarso sung thulodo, ing madyo mbangun karso, dan tut wuri handayani dalam kepemimpinannya di pembelajaran. Pratap Triloka KHD yang dikedepankan oleh guru dalam pengambilan keputusan di kelas akan membawa kepada perubahan positif pada budi pekerti anak. Kesempurnaan budi pekerti akan membawa anak pada kebijaksanaan. Semua disiplin ilmu dan pengambilan keputusan harus menuju kepada KEBIJAKSANAAN.

 

Dibutuhkan nilai-nilai kebajikan agar setiap keputusan yang diambil oleh guru merupakan keputusan yang paling tepat dengan resiko yang paling minim bagi semua pihak, terutama bagi kepentingan /keberpihakan pada anak didik kita. Nilai-nilai kebajikan tersebut dapat berupa : keadilan, tanggung Jawab, kejujuran, bersyukur, lurus hati, berprinsip, integritas, kasih Sayang, rajin, komitmen, percaya Diri, kesabaran, dan masih banyak lagi. Mengajarkan nilai-nilai kebajikan merupakan hal kunci yang perlu diajarkan kepada murid-murid kita. Selain itu terdapat nilai khusus bagi Calon guru Penggerak yang akan menjadi role model bagi murid yaitu : mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid , tentunya akan sangat mempengaruhi paradigma dan prinsip pengambilan keputusan seorang Guru Penggerak .

Selain itu, diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) untuk mengambil keputusan. Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab adalah kemampuan seseorang untuk membuat pilihan-pilihan yang konstruktif terkait dengan perilaku pribadi serta interaksi sosial mereka berdasarkan standar etika, pertimbangan keamanan dan keselamatan, serta norma sosial. Diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindful), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada. Karena di dalam kondisi berkesadaran penuh, terjadi perubahan fisiologis seperti meluasnya area otak yang terutama berfungsi untuk belajar dan mengingat, berkurangnya stres, dan munculnya perasaan tenang dan stabil. Dengan latihan berkesadaran penuh, maka seseorang dapat menumbuhkan perasaan yang lebih tenang dan pikiran yang lebih jernih, yang akan berpengaruh pada keputusan yang lebih responsif dan reflektif.

Setiap keputusan yang kita ambil akan ada konsekuensi yang mengikutinya, dan oleh sebab itu setiap keputusan perlu berdasarkan pada rasa tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal dan berpihak pada murid.

Sebagai upaya pengambilan keputusan yang tepat, yang berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman dapat dilakukan dengan bebrapa tahap berikut, yaitu :

 

-          Mengidentifikasi jenis-jenis paradigma dilema etika yang sesui dari suatu kasus

-          Memilih dan memahami 3 (tiga) prinsip yang dapat dilakukan untuk membuat keputusan dalam dilema pengambilan keputusan.

-          Menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang diambil dalam dilema etika

-          bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses tersebut

 

11.    Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep - konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Dilema etika adalah kasus dimana ada dua nilai kebajikan yang saling bertentangan, jadi keputusan diambil yang paling tepat antara nilai mana yang paling baik diantara satunya, dalam arti benar vs benar. Sedangkan bujukan moral adalah kasus antara benar dan salah.

paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika :

a. Individu lawan kelompok (individual vs community)

b. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

c. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

d. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

3 prinsip penyelesaian dilema, yaitu:

a. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

b. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

c. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

9 Langkah pengujian pengambilan keputusan:

a. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan

b. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

c. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi   ini.

d. Pengujian benar atau salah

e. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.

f. Melakukan Prinsip Resolusi

g. Investigasi Opsi Trilema

h. Buat Keputusan

i. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

Hal-hal yang berada di luar dugaan adalah terkadang ada kasus dilema etika yang kita anggap sebagai bujukan.

 

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebenarnya mungkin pernah saya menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema. Ceritanya seperti ini, sebagai seorang pendidik di akhir semester tentunya harus mengolah nilai murid sebagai nilai akhir. Ada beberapa murid yang hasil akhirnya setelah diolah belum memenuhi nilai KKM. Padahal dalam kesehariannya murid tersebut adalah murid yang baik, sopan dan patuh pada guru. Jadi bingung apakah memberikan nilai kurang dari

KKM atau tidak. Setelah diadakannya musyawarah dengan majelis guru dan kepala sekolah, diputuskan untuk memenuhi nilai KKM dengan pertimbangan murid tersebut adalah murid yang baik, sopan dan patuh, karena nilainya pun memang kurang sedikit lagi dalam memenuhi KKM. Bedanya dengan apa yang saya pelajari di modul ini adalah bahwasanya pengambilan keputusan itu menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan. Kalau dulu yang penting keputusan yang diambil tidak merugikan satu pihak, secara adil dan bijaksana.

 

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampak mempelajari konsep ini bagi saya adalah berubahnya mindset tentang bagaimana cara mengambil suatu keputusan yang baik dengan memperhatikan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan supaya dihasilkan suatukeputusan yang baik, adil dan bijaksana. Selama ini saya mengambil keputusan yang saya anggap benar menurut diri saya sendiri.. Saya kurang peduli dengan resiko dari keputusan yang saya ambil, dan saya kurang mempertimbangkan nilai-nilai kebajikan universal. Saya memutuskan sesuatu yang baik buruknya itu berdasarkan diri saya sendiri. Sekarang saya menyadari bahwa sebuah keputusan harus diambil dengan penuh pertimbangan, hati-hati, tidak terburu-buru, mengutamakan kepentingan bersama, dan harus ada nilai-nilai kebajikan dalam keputusan tersebut.

 

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin ?

Sebagai seorang individu, topik ini sangat penting untuk dipelajari agar saya bisa introspeksi dan evaluasi diri bagaimana selama ini saya dalam mengambil keputusan dan bagaimana seharusnya saya membuat keputusan yang tepat sehingga tidak hanya menguntungkan diri saya sendiri namun mengutamakan kepentingan bersama. Keputusan yang diambil nantinya adalah keputusan yang adil, bijaksana dan dapat dipertanggungjawabkan. Tidak ada yang merasa dirugikan, karena prinsipnya untuk kemajuan dan kepentingan bersama.Sebagai pemimpin, topik ini penting untuk membenahi diri saya agar bisa memutuskan sesuatu yang terbaik untuk murid – murid saya, rekan sejawat, keluarga dan masyarakat. Guru adalah teladan bagi murid - muridnya. Sekecil apapun dan bagaimanapun permasalahan yang ada harus dicari solusi yang tepat agar keputusan yang diambil berpihak pada murid, dapat dipertanggungjawabkan dan memuat nilai - nilai kebajikan.

 

TERIMA KASIH

 

Poin Buku pada Kenaikan Pangkat PNS

Oleh Robiatul Ilmiyah

 

Resume ke-28

Gelombang 27

Hari / Tanggal           : Senin / 24 Oktober 2022

Narasumber     :  Dr. Imron Rosidi, M.Pd.

Moderator       : Muliadi

Narasumber     : Dr. Imron Rosidi, M.Pd.

 


Materi malam ini sangat cocok bagi siapa saja yang ingin mendapatkan poin untuk kenaikan pangkat dari sebuah buku yang dibuat. Terutama bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) menambah poin itu penting. 

 

Narasumber malam ini adalah Dr. Imron Rosidi, M.Pd. Beliau adalah Kepala SMA 1 Bangil. Beliau berhasil mendapatkan berbagai prestasi bahkan bisa meraih gelar doktor dan terbang ke Amerika. Berikut ini tautan beberapa profil beliau yang disampaikan moderator 

https://radarbromo.jawapos.com/features/04/12/2021/imron-rosidi-kepala-sman-1-bangil-yang-produktif-menulis-buku/

 

Kenaikan Pangkat pada PNS adalah penghargaan yang diberikan atas pengabdian PNS yang bersangkutan terhadap negara. Selain dari pada itu, kenaikan pangkat juga dimaksudkan sebagai dorongan kepada PNS untuk lebih meningkatkan pengabdiannya. Oleh karena itu kenaikan pangkat diberikan pada orang yang tepat dan tepat waktunya.

Bagi Guru salah satu syarat untuk kenaikan pangkat adalah membuat karya inovatif atau membuat publikasi ilmiah. Salah satu contohnya adalah membuat buku.

Beberapa karya publikasi ilmiah bagi PNS untuk kenaikan pangkat Guru itu diantaranya adalah :

1.      Presentasi di Forum Ilmiah

2.      Laporan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

3.      Tinjauan Ilmiah

4.      Tulisan Ilmiah Populer

5.      Artikel Ilmiah

6.      Buku Pelajaran

7.      Modul/Diktat

8.      Buku dalam Bidang Pendidikan

9.      Karya Terjemahan

10.  Buku Pedoman Guru

 

Berdasarkan Permenpan No. PER/16/M.PAN-RB/11/2009, menjelaskan tentang langkah-langkah melaksanakan karya inovatif sebagai berikut. 

1. Menemukan teknologi tepat guna

2. Pembuat/ memodifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum

3. Mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya pada tingkat nasional

4. Menemukan/menciptakan karya seni



Buku yang dapat digunakan untuk kenaikan pangkat dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut :

1. Publikasi Ilmiah

a. Buku Penelitian

Buku ini dihasilkan dari mengubah laporan penelitian menjadi sebuah buku. Buku ini akan mendapatkan angkat kredit, apabila dapat diterbitkan ber-ISBN dan diedarkan secara nasional atau ada pengakuan dari BNSP. Angka kredit yang didapatkan adalah empat (4). 

 

b. Buku Pelajaran

Buku ini biasanya ber-ISBN lengkap. Buku berisi buku pengetahuan untuk bidang ilmu atau mata pelajaran tertentu dan diperuntukkan bagi peserta didik pada suatu jenjang pendidikan tertentu. Apabila memiliki pengakuan BNSP mendapatkan angkat kredit yaitu enam (6),  ber-ISBN mendapatkan angkat kredit yaitu tiga (3) dan tidak ber-ISBN mendapatkan angkat kredit 1 (satu) 

 

c. Buku Pengayaan

Buku ini dapat berupa Modul/Diktat, Buku Pendidikan, Karya Terjemahan. 

Modul ini bertujuan supaya siswa bisa belajar sendiri. Diktat bertujuan untuk mempermudah/memperkaya materi pelajaran/ bidang studi yang disampaikan oleh guru. 

Buku Modul/Diktat ini akan mendapatkan poin tergantung pada tingkatannya berikut ini

Tingkat provinsi (angka kredit 1,5) 

Tingkat kota/kab (angka kredit 1) 

Tingkat sekolah (angka kredit 0,5) 

 

Buku Pendidikan berisi pengetahuan terkait dengan bidang pendidikan. 

Angkat kredit yang didapatkan berdasarkan terbitnya. Apabila ber-ISBN mendapatkan angkat kredit yaitu tiga (3) sedangkan angka yang tidak ber-ISBN yaitu 1,5.

 

Karya terjemahan adalah tulisan yang dihasilkan dari terjemahan buku pelajaran atau buku dalam bidang pendidikan dari bahasa asing atau bahasa daerah ke Bahasa Indonesia atau sebaliknya. Buku ini dapat menunjang ke pembelajaran. Angka kredit yang didapatkan yaitu satu (1). 

 

d. Buku Pedoman Guru

Buku tulisan guru yang berisi rencana tahunan guru. Buku pedoman guru disajikan dalam bentuk makalah, diketik dan dijilid. Pengajuan angka kredit untuk buku ini hanya boleh satu setiap pengajuan. Angka kredit yang didapatkan yaitu 1,5.

 

2. Karya Inovatif

a. Buku Kumpulan Puisi

Syarat mendapatkan poin dilihat dari jumlah puisinya yaitu harus berisi 20 puisi atau lebih untuk kategori sederhana sedangkan 40 puisi atau lebih untuk kategori kompleks

 

b. Buku Kumpulan Cerpen

Syarat mendapatkan poin dilihat dari jumlah cerpennya yaitu harus berisi 5 cerpen atau lebih untuk kategori sederhana sedangkan lebih dari 10 cerpen untuk kategori kompleks

 

c. Buku Novel

Syarat mendapatkan poin dilihat dari jumlah novelnya yaitu satu novel untuk kategori sederhana sedangkan dua novel untuk kategori kompleks. 

 

Seperti biasa, sebelum menutup kelas, narasumber memberikan clossing statementnya, “agar bapak ibu guru terus meningkatkan kemampuan menulis dan menelitinya. Jangan pernah ada kata menyerah. Terus menulis dan jangan pernah berhenti”. 

Kamis, 27 Oktober 2022

 

Menulis itu Mudah

Oleh Robiatul Ilmiyah 

Pelatihan Belajar Menulis PGRI

Gelombang 27

Resume ke - 26 

Hari, tanggal  : Rabu ,19 Oktober 2022

Nara sumber   : Prof. Dr. Ngainun Naim

Moderator       : Yandri Novita Sari



 

Bismilahirahmanirahim.

Alhamdulilah malam ini memasuki pertemuan ke 26, perjuangan yang luar biasa untuk penulis pemula seperti saya. Dimana saya harus berlatih konsisten dalam menulis, membuat resume.rasanya seperti masih kaget. Membuat suatu kebiasaan baru. Tetapi harus semangat dan mampu menyingkirkan fikiran menunda-nunda ditengah kesibukan yang lain.

Motivasi yang luar biasa dari moderator kita, beliau mengingatkan kita dengan nama J.K Rowling. Seorang penulis yang berjuang dengan imajinasi dan mimpinya yang besar, dan Novel Harry Potter karya novelis legendaris yang sejak muda sudah terbiasa dengan membaca buku. Kata kata menarik dari J.K Rowling "Saya hidup untuk buku, aku adalah buku".

Apa yang terjadi J.K Rowling tidak suka membaca?

Apakah perjalanan menulis beliau mulus tanpa ada hambatan?

Mari kita simak pemaparan pemateri kita malam ini :

Guru Besar (Gubes) Bidang Ilmu Metodologi Studi Islam UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Beliau adalah Prof. Dr. Ngainun Naim, S, Ag.,  M.H.I. Tidak tanggung-tanggung waktu penobatan menjadi Gubes UIN Tulungagung dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Trenggelek Bapak Syah Natanegara.

Karya beliau sangat banyak, seperti menulis artikel, jurnal baik itu lingkup nasional dan internasional, buku solo dan antologi. Kita bisa searching nama beliau di Google Scholar.

Prof. Ngainun Naim, Kelahiran Tulungagung, 19 Juli 1975. Beliau adalah penggiat literasi. Sepak terjang beliau dalam berkarya sudah tidak diragukan lagi.

Menulis itu Mudah

Pertanyaannya, benarkah menulis itu mudah? Sesungguhnya jawabannya relatif dan bersyarat. Relatif itu artinya tidak selalu mudah. Bersyarat artinya jika syarat tidak dipenuhi ya tidak mudah.

RELATIF: tulisan itu kan banyak jenisnya. Orang yang terbiasa menulis, bahkan menulis di blog setiap hari, akan sulit saat harus menulis karya ilmiah. katakan membuat tesis, disertasi, atau jurnal ilmiah.

Sebaliknya, orang yang terbiasa menulis ilmiah, sulit juga disuruh nulis populer seperti membuat catatan resume. Orang yang terbiasa menulis ilmiah, akan sulit jika disuruh nulis fiksi.

Maka menulis akan mudah jika kita menulis sesuatu yang sesuai dengan kebiasaan dan kemampuan kita. Jika belum terbiasa, maka bisa dimulai dari menulis hal-hal yang diketahui dan dialami sehari-hari.  Ini bisa mudah.

Syarat agar menulis itu mudah

 MOTIVASI.

Jika ingin menulis, abaikan semua jenis ketakutan

Takut jelek, takut kurang bagus, takut dibaca ahlinya. Cuek saja. Tugas penulis itu ya menulis.

Pokoknya menulis. Setelah selesai, tugas selanjutnya adalah menulis tulisan baru.

Kata para ahli, musuh terbesar itu diri sendiri.

Nah, caranya adalah dengan membangun MOTIVASI

Pokoknya kalau semangat tinggi, nulis itu pasti jadi.

Menulis itu Anugerah

Bagaimana tidak disebut anugerah jika hanya orang tertentu yang MAU dan MAMPU menulis.

Ada yang MAU tapi tidak mampu.

Ada yang MAMPU tapi tidak MAU

Untuk itu mari kita syukuri anugerah bisa menulis dengan kembali menulis.

Menulis memberikan banyak keajaiban dalam hidup

Menurut pak Prof. pencapaian karir beliau sekarang ini, selain anugerah Allah, juga karena beliau menulis.

Jangan mudah menyerah

Ini berlaku di semua bidang kehidupan, totalitas menjadi kunci penting untuk tidak menyerah.

Berjejaring

Bisa bikin blog, itu membuat menulis mudah, jadi manfaatkan kesempatan berjejaring.

Menulis Sebanyak-banyaknya.

Untuk pemula menulislah sebanyak-banyaknya dan jangan berfikir tentang kualitas nanti kualitas akan mengeringi.Menulislah apa yang ada di pikiran kita bukan memikirkan apa yang akan kita tulis.

Hilangkan rasa malu, karena malu selalu muncul pada awal orang menulis jika kita tidak bisa menundukkan rasa malu maka sampai matipun kita tidak akan menulis.

Ketika kita menulis ya menulis saja jangan pernah sambil mengedit. agar tidak kehilangan ide di pertengahan jalan.

Tidak ada strategi membuka dan menutup tulisan dengan baik. Tapi seringlah menulis maka akan bisa dengan sendiri membuat kata pembuka dan penutup dengan baik.

Menulis itu memang mudah, asal kita tahu passion kita di mana. Setiap aktifitas apapun pasti ada kendalanya tinggal bagaimana kita menyikapinya. Bagi seorang penulis ternyata cuma satu tugasnya menulis ... menulis...dan menulis.

Ilmu yang luar biasa, bisa membangkitkan gairah yang mulai redup. Jujur kemarin sempat mengalamai writer blog. Malam ini seperti mendapat siraman air jam-jam begitu sejuk dan menyegarkan sekaligus obat mujarab bagi penulis pemula yang butuh penyegaran.

Semoga sehat dan bahagia selalu bapak Ngainun Naim, Semoga membawa ilmu yang barokah dan bisa menjadi pahala yang akan mengantarkan ke pintu-pintu Surga. Aamiin

Buat ibu moderator, terimakasih sudah mendampingi narasumber untuk berbagi ilmunya, semoga limpahan Rahmat dan kasih sayang selalu bersamamu. Aamiin

                                                                                                                           

Salam Literasi

 

Novel Februari Ceria hari Ke-28 "Sebuah perjalanan Yang Mereka Sebut Guru Penggerak"

  PENGUMUMAN SELEKSI TAHAP II Desis angin malam itu terasa dingin seolah menusuk tulang masuk menembus melalui lubang jendela rumah Sovia....