Jumat, 30 September 2022

 

“MENULIS PUISI”

Oleh ROBIATUL ILMIYAH

Kelas belajar menulis PGRI

Pertemuan Ke-18

Hari / Tanggal             : Jum’at / 30 september 2022

Moderator                   : Dail Ma’ruf

Narasumber                 : Dra. E. Hasanah, M.Pd.

 




Hari ini sudah memasuki awal di bulan Robi’ul Awal, bulan kelahiran nabi Muhammad SAW, hampir semua masjid dan mushola ditempat saya turut meramaikan bulan kelahiran Nabi dengan membaca berjanji. Suara speker mushola dan masjid saling bersautan penuh irama. Beruntung kelas belajar menulis PGRI ini dilaksanakan secara daring via WA grup. Saya bisa belajar mengikuti grup seraya mendengarkan alunan sholawat Nabi yang merdu, karena alhamdulillah rumah saya bersebelahan dengan mushola. Jadi tampak jelas suara itu dengar oleh saya. Sesekali mulut saya pun terbuka mengikuti alunan sholawat.

Kelas belajar malam ini dibuka dengan membaca do’a oleh moderator yang tak asing oleh kita, yaitu Bapak Dail Ma’ruf dengan narasumber Ibu Dra. E. Hasanah, M.Pd. Ibu E. hasanah adalah perempuan luar biasa. Beliau baru menyelesaikan S3 dalam ilmu pendidikan prodi manajemen pendidikan sesuai dengan tugas sebagai pengawas pada Madrasah Aliyah. Seorang wanita yang telah berhasil menyelesaikan S3 dan sangat gemar menulis puisi. Dan salah satu prestasi dari beliau juga beliau pernah masuk nominator pengawas berprestasi tingkat nasional.

Berikut adalah contoh karya dari beliau,. buku solo dan 72 buku antologi bersama penulis2 alumni BM asuhan Om Jay.



Puisi adalah sebuah karya seni sastra yang tersusun dari bermacam-macam unsu-unsur dan sarana kepuitisannya.Puisi selalu berubah-rubah sesuai evolusi seleradan perubahan konsep estetiknya. Jadi puisi itu  karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan/pikiran serta tanggapan terhadap sesuatu. Seseorang bisa mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan yang merangsang imajinasi panca indera kita dalam susunan yang berirama.

 











Rangkuman dari beberapa jawaban pertanyaan pada pertemuan kai ini diantaranya yaitu :

1.      Untuk puisi bebas tidak ada ketentuan tentang bait. Jadi kita bebas mau menuliskan berapa bait.

2.      Trik membuat puisi itu yang narasumber rasakan adalah adanya rasa suka dulu terhadap puisi, baru kita melihat tips membuat puisi seperti menentukan tema dan judul, merangkai kata dengan diksi dan rima yang tepat, memakai majas, menentukan bait dan menggunakan imajinasi untk mengembangkannya.

Berikut ada salah satu puisi karya Pujanga Dr. Nastain  yang  bisa kita simak :

Dalam remang senja aku teringat

Ketika rasa itu menjelma

Aku terbuai dengan merdu suaramu

Termenung menyaksikan senyum terindah

Sampai menuju suatu arah

Yang membawaku larut dalam resah

Resah memikirkanmu aku terperangah

Pandangan itu membuatku melayang

Hingga pada titik dimana aku sedang tidak mengerti

Mengapa aku seperti ini

Bahwa cinta masih menguasaiku

Rasa ini mengalir tiada henti

 

Tatapan itu selalu menjadi candu untukku

Tatapan yang menyiratkan sebuah rasa yang tak aku tau

Tapi aku dapat merasakan rasa yang sedang ia rasakan

Semoga ini bukan hanya feeling

Tapi ini nyata dan segera terjadi.

 

Dulu aku kira kau hanya akan aku jadikan pelampiasan

Tapi sekarang, perasaan itu tumbuh tanpa aku sadari

Dan semoga kau bahagia mendengarnya

Karena saat ini kau bukan lagi pelampiasan

Melainkan rumah menetap ternyaman bagiku.

 

Tuhan

Bolehkah aku beristirahat sekejap saja?

Aku lelah dengan semua ini

Ingin pergi tapi tak mampu

 

Apakah aku tak ditakdirkan untuk bahagia?

Kenapa setiap kali aku bahagia selalu saja di hancurkan?

Bahkan mereka tak pernah mengharapkan kehadiranku

Apakah aku ini tak berguna?

 

Aku ingin pergi

Aku ingin bahagia dan merasakan ketulusan dari seseorang

Kenapa aku selalu di patahkan?

Kenapa aku harus di hancurkan?

Kenapa aku tak di anggap ada?

 

Jika mereka tak ingin aku ada

Kenapa mereka merawatku

Aku tak pernah berharap dilahirkan

Aku tak pernah berharap tuk di cintai

Aku tak pernah berharap tuk di hargai

Karena aku hanya akan menjadi beban hidup mereka

 

Dalam janjiku kala itu

Akan ku kunci hatiku untuk siapapun

Tapi kau hadir menaburkan rindu

Membuatku tanpa sadar menjadi candu

 

Canduku akan rindumu

Rindu yang katamu tak lagi bersuara merdu

Kala kekasih hati tak membalas salammu

Rinduku padamu juga tak sampai, tapi hatiku tak 'kan gentar

 

Bisakah cinta mempersatukan disaat rindu berlainan?

Bisakah hidup jadi sempurna disaat tanpamu, dayita?

Dayita kalbu katanya

Berirama layaknya lagu asmara

 

Aku hanya mampu menyuarakan pada Tuhan

Perihal rasa yang tumbuh tanpa pegangan juga perihal rindu yang tak terbalas karena berbeda perasaan

Rasaku ditanggung sendiri tak mau di ungkapkan

Mungkin sampai waktu yang menyingkap takdir kehidupan

 

Harap dan rasa mencuat

Beku, ngeri, menyayat hati

Kupikir dunia itu indah

Nyatanya semua semu belaka

 

Amaraloka

Cinta, kasih, hati, romansa

Akankah bisa tanpa bhama?

 

Kupinang kalbu merenggut malam syahdu

Memejamkan mata membina romansa

Saban hari bersama rasa

Kuagungkan cinta dalam amaraloka

 

Aduhai kasih dan sayang yang kian membara

Kupinta satu tuk jangan mendua

Kupinta dua tuk jangan mementingkan bhama

Kupinta banyak untuk saling menjaga dalam amaraloka

Semoga tetap bersama sampai ajal tiba.

 

Ada sapa yang tak bernama

Mengoceh ulah membual makna sayang

Menggaruk isi kepalaku

Lalu, langsung menggoda I love You

 

Dari kelam yang pernah surut

Pada badai yang menerjalkan kapal

Hingga harap setinggi tempat bintang

Ternyata belum setahun sudah dihilang

Oleh wanita penggoda perebut tuan

 

Mungkin saja, kau macan yang liar

Hingga takdir meredupkan rasaku tanpa pijar

Mungkin saja, ada yang datang lalu menghibur

Sebab insan yang tak berarah

Berkeliaran memburu kedamaian

 

Dari sebuah pergi, di sini lahir rindu yang suci. Mungkin, hanya ini yang bisa kujaga abadi, tak lekang macam cintamu yang layu ketika diuji. Rindu ini tak kubiarkan mati, meski legam dibakar sepi.

Rindu ini tak kubiarkan mati,

sebelum masa memutus nadi.

Rindu ini tak kubiarkan kau ambil kembali, sekalipun kau tawarkan kata kembali.

Rindu ini entah kapan mati, sekalipun kupinta ia abadi. [Nasta'in]

 

Menurut narasumber, Puisi pak Dr Nastain semua bentuknya bebas. puis di atasa dalah jenis puisi yang tidak terikat.Berupa  ungkapan perasaan dan indah.Rima itu bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata untuk memperindah puisi dan menggambarkan perasaan penulisnya.bait puisi pujanga Nastain juga kadang 4-5 bahkan 6.

Rima itu bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata untuk memperindah puisi dan menggambarkan perasaan penulisnya. Sedangkan irama adalah pengulangan bunyi yang biasanya tersusun rapih. Kalau Matra adalah ukuran banyaknya tekanan irama. Larik itu baris dalam puisi, bisa satu kata, bisa frase, bisa pula sebuah kalimat.

 

Berikut adalah contoh puisi karangan penulis sendiri :

Aku dan duniaku

Aku yang kini terlahir oleh ibuku

Ibuku yang dengan susah payah membesarkanku

Ditengah deru ombak dan deru angin kehidupan

Dengan penuh sayang harapnya melekat pada diriku

Aku bukanlah anak  sultan yang punya segala sedari ku lahir

Aku hanyalah anak desa yang harus meraskan terik dahulu

Demi tercapai angan dan mimpi

Berjuang meneruskan harap ibu

Ku teruskan hidup ini dengan berdiri di kaki sendiri

Tak mengapa mereka tak menyapa dan mengajakku

Mungkin karena aku anak desa

Tak sama dengan mereka

Tapi inilah hidupku

Hidup diatas keyakinan dan penuh semangat

Demi sebuah mimpi

 

 

 

MENULIS BUKU DARI KARYA ILMIAH

Oleh ROBIATUL ILMIYAH


Kelas belajar menulis gelombang 27

Pertemuan  ke-5
Tanggal           :31 Agustus 2022
Tema               : Menulis Buku dari Karya Ilmiah
Narasumber     : Noralia Purwa Yunita, M.Pd
Moderator       : Mutmainah


Malam ini aku masih terus semangat mengikuti kelas belajar menulis bersama orang-orang hebat dari seluruh penjuru nusantara secara daring melalui WA grup. Pertemuan ke-5 ini dengan moderator ibu Mutmainah dan narasumber  ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd,.

Narasumber pada pertemuan ini ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd beliau adalah salah satu pengajar di SMP Negeri 8 Semarang. Beliau juga alumni kelas belajar menulis gelombang 8. Selain mengajar dan aktif berorganisasi, Bu Noralia juga aktif sebagai penulis pada berbagai penerbit. Selain itu Bu Noralia, yang juga menjadi pembimbing ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMP, sudah memiliki banyak karya yaitu berupa 17 buku solo dan berbagai artikel Ilmiah.

 

Suatu karya ilmiah ditulis secara sistematis berdasarkan penalaran yang logis sehingga apa yang ditulis oleh penulis sesuai dengan akal sehat dan didukung oleh data yang objektif, menggunakan argumentasi teori yang benar, sahih dan relevan, serta mengaitkan argumentasi empirik dengan teoretis. Beberapa contoh karya ilmiah antara lain skripsi, tesis, artikel ilmiah, laporan penelitian, dan lain-lain. Adalah tidak mudah membuat karya ilmiah karena membutuhkan dana dan curahan pikiran yang tidak sedikit. Namun sayangnya karya ilmiah umumnya hanya tersimpan di perpustakaan saja sehingga pembacanya sangat terbatas.

 

Nara sumber memberikan solusi guna memperbesar manfaat dari suatu karya ilmiah, yaitu dengan mengubah karya ilmiah tersebut menjadi sebuah buku. Beliau menjelaskan beberapa manfaat dari mengubah karya ilmiah menjadi buku antara lain: buku dibaca oleh kalangan lebih luas, buku dapat diperjualbelikan sehingga dapat memberikan keuntungan material, bagi para ASN buku dapat memberikan poin angka kredit yang signifikan, jika buku banyak dibaca maka sang penulis akan lebih dikenal oleh kalangan yang lebih luas, dan dalam bentuk buku ilmu dapat tersebar secara lebih luas.

 

Nara sumber juga memberikan cara untuk mengubah karya ilmiah menjadi buku antara lain mengubah judul, mengubah cara penyajian, memperluas isi sehingga memiliki jumlah halaman yang cukup, menambah referensi. Juga diberikan contoh cara membuat judul yang hanya fokus pada objek penelitian dan ditambahkan dengan kata yang tepat sehingga judulnya menjadi popular dan tidak terlalu ilmiah. Langkah penting lainnya adalah mengubah daftar isi dengan mengikuti pola 2W+1H (why, what, how). Selanjutnya dalam mengubah karya ilmiah menjadi buku, penting sekali untuk memperbanyak isi materi dengan memperluas kata kunci judul buku kita dengan menggunakan sumber referensi yang relevan.

 

Narasumber juga menekankan bahwa penyajian karya ilmiah versi buku adalah berbeda dengan karya ilmiah versi laporan. Penulis memiliki kebebasan dalam membuat susunan dan gaya karena setiap penulis memiliki ide dan kreativitas masing-masing sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Beliau juga menekankan bahwa semakin literat seorang penulis maka akan semakin bagus buku yang dia tulis. Hal ini dikarenakan membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, dalam menulis suatu buku dari karya ilmiah harus diupayakan agar pembaca dapat memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena.

 

Nara sumber juga mengatakan bahwa membuat buku dari karya ilmiah bukan hanya mengubah cover dan judul saja, namun isinya harus diperluas. Isi buku yang sama dengan karya ilmiah merupakan suatu kesalahan karena akan menjadi self plagiarisme terhadap karya kita. Struktur dan isi buku harus diperluas tidak sama persis dengan struktur dan isi karya ilmiahnya.

 

Narasumber menutup materinya dengan menyatakan bahwa agar karya ilmiah kita memiliki manfaat yang lebih, maka dapat diubah ke dalam bentuk buku. Fungsinya agar dapat dibaca oleh para pengajar lainnya. Hal ini lebih baik daripada hanya terseimpan sebagai karya ilmiah kita. Jika karya ilmiah dibukukan, selain memberikan manfaat dalam berbagi ilmu, buku karya ilmiah karya kita juga akan memiliki ISBN. Ini sangat penting dan mungkin dibutuhkan bagi pengajar untuk menambah nilai angka kredit. Selian itu, karya kita juga tidak akan lekang oleh waktu tentang kebermanfaatannya.

 

Demikianlah resume pertemuan ke-5 di kelas belajar menulis bareng PGRI dengan tema “Menulis Buku dari Karya Ilmiah”. Terima kasih kepada ibu moderator dan ibu narasumber pada malam ini. Ilmu baru yang sangat bermanfaat dan menambah khazanah keilmuan kita dalam dunia tulis-menulis. 

Semoga bisa menjadi bekal bagi kami dalam berkarya dan bermanfaat untuk orang banyak. Amin 

Salam Literasi!

“MENGENAL PENERBIT INDIE”

Oleh ROBIATUL ILMIYAH

Kelas Belajar Menulis Gelombang ke-27

Pertemuan ke- 17

Moderator       : Helwiyah

Narasumber     : Mukminin, S.Pd., M.Pd.

Tema               : Mengenal Penerbit Indie.

 


Menjadi seorang penulis tentunya kita ingin karya kita bisa dibaca dan dinikmati orang lain. Salah satu caranya yaitu dengan mempublish karya kita. Baik lewat media cetak maupun elektronik. Jika kita bisa mempublish karya kita, maka akan ada rasa kepuasan tersendiri bagi seorang penulis. Materi belajar menulis pada malam hari ini adalah tentang “Mengenal Penerbit Indie”

Kelas belajar menulis malam ini dibuka oleh moderator ibu Helwiyah dengan sebuah pantun berikut :

Bunga sekuntum mekar berseri,

Disunting gadis dari Betawi,

Assalamuu’alaikum pegiat literasi,

Salam jumpa dengan Bu Ewi


Moderator pun menyampaikan pesan pembuka dari narasumber seperti berikut :

“Guru yang hebat adalah guru yang berkarya dengan bukti menerbitkan buku. Memberi contoh langsung anak didiknya, ada bukti buku guru yang terbit untuk mendorong anak berkarya dan ikut terbitkan bukunya”

Bapak narasumber kita pada malam hari ini adalah Bapak Mukminin yang akrab disapa Cak Inin. Beliau menuturkan, bahwa pada zaman melinial ini semua orang bisa menulis dan menerbitkan buku. Baik sebagai pelajar, mahasiswa, pegawai, guru, dosen, maupun wiraswasta. Menulis dan menerbitkan buku itu mudah, tidak serumit yg kita bayangkan. Apalagi sebagai seorang guru pasti bisa menulis baik fiksi maupun karya ilmiah. Guru memiliki banyak kisah dan pengalaman inspiratif yang perlu kita tulis dan terbitkan buku  menjadi hal yang bermanfaat untuk orang lain atau pembaca.

Untuk bisa terlatih menulis memang butuh ketekunan dan perjuangan. Selain itu, perlu juga tekad dan motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis.

Berbicara motivasi, ada banyak kata-kata agar kita terus semangat menulis. Melalui kata-kata mutiara tentang menulis bisa menjadi motivasi agar sukses dalam berkarya.

Kata-kata Mutiara motivasi diri bagi seorang penulis:

1."Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". - Ali bin Abi Thalib

2. "Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis". - Imam Al-Ghazali

Untuk mewujudkan itu  memang butuh ketekunan,  perjuangan dan juga tekad serta  motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis.


Tahapan Cara Menulis dan Menerbitkan Buku yang Tepat.

Seorang yang ingin  bisa menulis dan menerbitkan buku, maka perlu memahami tahapan menerbitkan buku. Ada 5 tahapan yg harus dilalui:

1. Prawriting

a. Tahap awal penulis mencari ide apa yang akan ditulis dengan peka terhadap sekitar ( Pay attention).

b. Penulis harus kreatif menangkap fenomena yang terjadi di sekitar untuk menjadi tulisan.

c. Penulis banyak membaca buku.

2. Drafting

Penulis mulai menulis naskah buku sesuai  yang dengan apa yang dia sukai ( pasion). Boleh menulis artikel, cerpen, puisi, novel dan sebagainya dg penuk kreatif merangkai kata, menggunakan majas, dan berekpresi untuk menarik pembaca.

3. Revisi

Setelah naskah selesai maka kita lakukan revisi naskah. Merevisi tulisan mana yang baik dicantumkan, naskah mana yang perlu dibuang,   naskah mana yang perlu ditambahkan.

4. Editting / Swasunting

Setelah naskah kita revisi maka masuk tahapan editting. Penulis melakukan pengeditan. Hanya memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan pada kalimat. Tahap ini boleh dikatakan sebagai "Swasunting" yaitu menyunting tulisan sendiri sebelum masuk penerbit, kan malu kalau banyak kesalahan. Maka penulis dituntut untuk memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EBBI.

5. Publikasi 

Jika tulisan Anda yang berupa naskah buku sudah yakin maka Anda memasuki tahap Publikasi atau penerbitan  buku.

 

Pertanyaannya apakah kita sudah mempunyai pandangan penerbit yang akan menerbitkan buku kita?

Jawabnya adalah penerbit Independen ( penerbit Indie) yang kita suka. Di dalam grup kelas belajar menulis bareng PGRI ini ada 4 peberbit indie, yaitu :

Oase

Gemala

YPTD dan

Kamlia Press Lamongan.

Narasumber mengajak kepada kita sebelum menerbitkan buku marilah kita melek dulu tentang penerbit.

( Penerbit Mayor dan Penerbit Indie )

Oleh = Cak Inin

Penerbit buku ada macam. Pertama penerbit Mayor dan kedua penerbit Indhie.

Apa perbedaanya? Berikut adalah ulasan singkat menngenai perbedaan penerbit Mayor dan kedua penerbit Indhie.

1.  Jumlah Cetakan di penerbit mayor.

# Penerbit mayor  mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku.

#Penerbit indie : hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD ( Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup dll.

2.  Pemilihan Naskah yang Diterbitkan

# Penerbit mayor :

Naskah harus melewati beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah. Tentu saja, menyambung dari poin yang pertama, penerbit mayor mencetak bukunya secara masal 1000 - 3000 eksemplar. Mereka ekstra hati-hati dalam memilih naskah yang akan mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil resiko untuk menerbitkan setiap naskah yang mereka terima. Penerbit mayor memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan.

# Penerbit indie :

Tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan; tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti kami terbitkan. Kami adalah alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.

3.  Profesionalitas

# Penerbit mayor :

Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM di perusahaan besar mereka.

# Penerbit indie : kami pun profesional, tapi sering disalah artikan. Banyak sekali anggapan menerbitkan buku di penerbit indie asal-asalan, asal cetak-jadi-jual. Sebagai penulis, harus jeli memilih siapa yang akan jadi penerbit Bapak Ibu dan Saudara-saudara. Jangan tergoda dengan paket penerbitan murah, tapi kualitas masih belum jelas. Mutu dan manajemen pemasaran buku bisa menjadi ukuran penilaian awal sebuah penerbitan. Kadang murah Cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan bookpaper ( kertas coklat halus). Kami jaga mutu Cover bagus cerah mengkilat isi buku kertas cokal halus awet ( bookpapar).

 

4.  Waktu Penerbitan

# Penerbit mayor :

Pada umumnya sebuah naskah diterima atau tidaknya akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar, banyak sekali alur kerja yang harus mereka lalui. Bersyukur kalau buku bisa cepat didistribusikan di semua toko buku. Namun, jika dalam waktu yang ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali oleh penerbit.

# Penerbit indie :

 Tentu berbeda kami akan segera memproses naskah yang kami terima dengan cepat. Dalam hitungan minggu bukumu sudah bisa terbit. Karena memang, kami tidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut ini dan itu. Kami menerbitkan karya yang penulisnya yakin karya tersebut adalah karya terbaiknya dan layak diterbitkan sehingga kami tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.

 

5.  Royalti

# Penerbit mayor :

kebanyakan penerbit mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.

# Penerbit indie :

umumnya 15-20%  dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat fb, Instagram, wa grup, Twitter, status, dll

6. Biaya penerbitan

# Penerbit mayor :

Biaya penerbitan gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Seperti yang sudah disebut di atas, penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersebut tidak laku terjual, kerugian hanya ada di pihak penerbit.

 

# Penerbit indie :

Berbayar sesuai dengan aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang  lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yg diterbitkan tidak sama.

Mari kita baca bapak ibu sehingga gamblang perbedaan peberbit Mayor dan penerbit Indie ( Indepedenden)

Karya yg mau cetak  Nasakahnya dalam microsoft word

Urut : judul, kata pengantar, daftar isi, naskah sesuai urutan isi, Daftar pustaka jika ada, sinopsis, dan foto dan biodata penulis

Harga Penerbitan buku di Kamila Press Lamongan ( harga sewaktu-waktu bisa berubah).

Biaya Cetak buku  A5, kertas Bookpapar (coklat halus) atau HVS putih 

(termasuk biaya ISBN, Layuot, edit, cover buku, PO buku, sertifikat). Minimal cetak 10 buku mulai 1 SEPTEMBER 2022.

 CETAK BUKU A5:

A. 60 halaman:

# Cetak 10 buku/ eksp. =  645.000 + Ongkir

 

B. 70 hlm: 

# Cetak 10 buku = 665.000 + Ongkir

 

C. 85 hlm :

# Cetak 10 buku = 673.000 + Ongkir

 

D. 90 hlm:

# Cetak 10 Buku = 728.000 + Ongkir

 

E. 100 hlm:

# Cetak 10.Buku = 738.000 + Ongkir

 

F. 125 hlm:

# Cetak 10 buku = 764.000 + Ongkir

 

G. 150 hlm=

# Cetak 10 buku = 815.000 + Ongkir

 

H. 200 hlm:

# Cetak 10 buku = 855.000 + Ongkir

 

I. 250 hlm:

# Cetak 10 buku = 915.000 + Ongkir

 

J. 300 hlm:

# Cetak 10 buku = 970.000 + Ongkir

 

H. 350 hlm.

# Cetak 10 buku = 1.120.000 + Ongkir

 

I. 400 hlm.

# Cetak 10 buku = 1.170.000 + Ongkir

 

J. 450 hlm.

# Cetak 10 buku = 1.220.000 + Ongkir

 

K. 500 hlm.

#Cetak 10 = 1.270.000 + Ongkir

 

#SETELAH CETAK 10 BUKU DENGAN JUMLAH HALAMAN DAN HARGA TERSEBUT.  MAKA, Lebihnya dihitung harga cetak ulang ( CETAKAN BUKU KE-11 dst.):

 

1.  Cetak buku 60 hlm

Harga @ 22.000

2. Cetak buku 70-75  hlm harga  @23.000

3. Cetak buku 100 hlm. Harga @ 25. 000

4. Cetak buku 140 hlm harga @ 30.000

5. Cetak buku 150 hlm @ 31.000

6. Cetak buku   250 hlm. Harga @ 42.000

7. Cetak buku  300 hlm. Harga @  47.000

8. Cetak 320 hlm. Harga @ 48.000

9. Cetak 340 hlm. Harga @ 50.000

10.Cetak 360 hlm. Harga  @ 52.000

11. Cetak 380 hlm. Harga  @ 55.000

12. Cetak 400 hlm. Harga @  57.000

13. Cetak 420 hlm. Harga @  59.000

14. Cetak 440 hlm. Harga @  62.000

15. Cetak 480 hlm. Harga @  65.000

16. Cetak 500 hlm. Harga @ 67.000

 

PLUS ONGKIR!

 Smg bermanfaat!

"Ayo Terbitkan Buku Anda untuk Anak Cucu Kita"

Demikianlah resume pertemuan kali ini dengan tema “Mengenal Penerbit Indie”. Semoga bermanfaat untuk kita semua, calon penulis hebat. Amin  ^.^


Novel Februari Ceria hari Ke-28 "Sebuah perjalanan Yang Mereka Sebut Guru Penggerak"

  PENGUMUMAN SELEKSI TAHAP II Desis angin malam itu terasa dingin seolah menusuk tulang masuk menembus melalui lubang jendela rumah Sovia....