“MENULIS PUISI”
Oleh ROBIATUL ILMIYAH
Kelas belajar menulis PGRI
Pertemuan Ke-18
Hari / Tanggal :
Jum’at / 30 september 2022
Moderator : Dail Ma’ruf
Narasumber :
Dra. E. Hasanah, M.Pd.
Hari
ini sudah memasuki awal di bulan Robi’ul Awal, bulan kelahiran nabi Muhammad
SAW, hampir semua masjid dan mushola ditempat saya turut meramaikan bulan
kelahiran Nabi dengan membaca berjanji. Suara speker mushola dan masjid saling
bersautan penuh irama. Beruntung kelas belajar menulis PGRI ini dilaksanakan
secara daring via WA grup. Saya bisa belajar mengikuti grup seraya mendengarkan
alunan sholawat Nabi yang merdu, karena alhamdulillah rumah saya bersebelahan
dengan mushola. Jadi tampak jelas suara itu dengar oleh saya. Sesekali mulut
saya pun terbuka mengikuti alunan sholawat.
Kelas
belajar malam ini dibuka dengan membaca do’a oleh moderator yang tak asing oleh
kita, yaitu Bapak Dail Ma’ruf dengan narasumber Ibu Dra. E. Hasanah, M.Pd. Ibu
E. hasanah adalah perempuan luar biasa. Beliau baru menyelesaikan S3 dalam ilmu
pendidikan prodi manajemen pendidikan sesuai dengan tugas sebagai pengawas pada
Madrasah Aliyah. Seorang wanita yang telah berhasil menyelesaikan S3 dan sangat
gemar menulis puisi. Dan salah satu prestasi dari beliau juga beliau pernah
masuk nominator pengawas berprestasi tingkat nasional.
Berikut
adalah contoh karya dari beliau,. buku solo dan 72 buku antologi bersama penulis2
alumni BM asuhan Om Jay.
Puisi adalah sebuah karya seni sastra yang tersusun dari
bermacam-macam unsu-unsur dan sarana kepuitisannya.Puisi selalu berubah-rubah
sesuai evolusi seleradan perubahan konsep estetiknya. Jadi
puisi itu karya sastra yang diucapkan
dengan perasaan dan memiliki gagasan/pikiran serta tanggapan terhadap sesuatu. Seseorang bisa mengekspresikan
pemikiran yang membangkitkan perasaan yang merangsang imajinasi panca indera
kita dalam susunan yang berirama.
Rangkuman
dari beberapa jawaban pertanyaan pada pertemuan kai ini diantaranya yaitu :
1. Untuk
puisi bebas tidak ada ketentuan tentang bait. Jadi kita bebas mau menuliskan
berapa bait.
2. Trik
membuat puisi itu yang narasumber rasakan adalah adanya rasa suka dulu terhadap
puisi, baru kita melihat tips membuat puisi seperti menentukan tema dan judul,
merangkai kata dengan diksi dan rima yang tepat, memakai majas, menentukan bait
dan menggunakan imajinasi untk mengembangkannya.
Berikut ada salah satu
puisi karya Pujanga Dr. Nastain
yang bisa kita simak :
Dalam
remang senja aku teringat
Ketika
rasa itu menjelma
Aku
terbuai dengan merdu suaramu
Termenung
menyaksikan senyum terindah
Sampai
menuju suatu arah
Yang
membawaku larut dalam resah
Resah
memikirkanmu aku terperangah
Pandangan
itu membuatku melayang
Hingga
pada titik dimana aku sedang tidak mengerti
Mengapa
aku seperti ini
Bahwa
cinta masih menguasaiku
Rasa
ini mengalir tiada henti
Tatapan
itu selalu menjadi candu untukku
Tatapan
yang menyiratkan sebuah rasa yang tak aku tau
Tapi
aku dapat merasakan rasa yang sedang ia rasakan
Semoga
ini bukan hanya feeling
Tapi
ini nyata dan segera terjadi.
Dulu
aku kira kau hanya akan aku jadikan pelampiasan
Tapi
sekarang, perasaan itu tumbuh tanpa aku sadari
Dan
semoga kau bahagia mendengarnya
Karena
saat ini kau bukan lagi pelampiasan
Melainkan
rumah menetap ternyaman bagiku.
Tuhan
Bolehkah
aku beristirahat sekejap saja?
Aku
lelah dengan semua ini
Ingin
pergi tapi tak mampu
Apakah
aku tak ditakdirkan untuk bahagia?
Kenapa
setiap kali aku bahagia selalu saja di hancurkan?
Bahkan
mereka tak pernah mengharapkan kehadiranku
Apakah
aku ini tak berguna?
Aku
ingin pergi
Aku
ingin bahagia dan merasakan ketulusan dari seseorang
Kenapa
aku selalu di patahkan?
Kenapa
aku harus di hancurkan?
Kenapa
aku tak di anggap ada?
Jika
mereka tak ingin aku ada
Kenapa
mereka merawatku
Aku
tak pernah berharap dilahirkan
Aku
tak pernah berharap tuk di cintai
Aku
tak pernah berharap tuk di hargai
Karena
aku hanya akan menjadi beban hidup mereka
Dalam
janjiku kala itu
Akan
ku kunci hatiku untuk siapapun
Tapi
kau hadir menaburkan rindu
Membuatku
tanpa sadar menjadi candu
Canduku
akan rindumu
Rindu
yang katamu tak lagi bersuara merdu
Kala
kekasih hati tak membalas salammu
Rinduku
padamu juga tak sampai, tapi hatiku tak 'kan gentar
Bisakah
cinta mempersatukan disaat rindu berlainan?
Bisakah
hidup jadi sempurna disaat tanpamu, dayita?
Dayita
kalbu katanya
Berirama
layaknya lagu asmara
Aku
hanya mampu menyuarakan pada Tuhan
Perihal
rasa yang tumbuh tanpa pegangan juga perihal rindu yang tak terbalas karena
berbeda perasaan
Rasaku
ditanggung sendiri tak mau di ungkapkan
Mungkin
sampai waktu yang menyingkap takdir kehidupan
Harap
dan rasa mencuat
Beku,
ngeri, menyayat hati
Kupikir
dunia itu indah
Nyatanya
semua semu belaka
Amaraloka
Cinta,
kasih, hati, romansa
Akankah
bisa tanpa bhama?
Kupinang
kalbu merenggut malam syahdu
Memejamkan
mata membina romansa
Saban
hari bersama rasa
Kuagungkan
cinta dalam amaraloka
Aduhai
kasih dan sayang yang kian membara
Kupinta
satu tuk jangan mendua
Kupinta
dua tuk jangan mementingkan bhama
Kupinta
banyak untuk saling menjaga dalam amaraloka
Semoga
tetap bersama sampai ajal tiba.
Ada
sapa yang tak bernama
Mengoceh
ulah membual makna sayang
Menggaruk
isi kepalaku
Lalu,
langsung menggoda I love You
Dari
kelam yang pernah surut
Pada
badai yang menerjalkan kapal
Hingga
harap setinggi tempat bintang
Ternyata
belum setahun sudah dihilang
Oleh
wanita penggoda perebut tuan
Mungkin
saja, kau macan yang liar
Hingga
takdir meredupkan rasaku tanpa pijar
Mungkin
saja, ada yang datang lalu menghibur
Sebab
insan yang tak berarah
Berkeliaran
memburu kedamaian
Dari
sebuah pergi, di sini lahir rindu yang suci. Mungkin, hanya ini yang bisa
kujaga abadi, tak lekang macam cintamu yang layu ketika diuji. Rindu ini tak
kubiarkan mati, meski legam dibakar sepi.
Rindu
ini tak kubiarkan mati,
sebelum
masa memutus nadi.
Rindu
ini tak kubiarkan kau ambil kembali, sekalipun kau tawarkan kata kembali.
Rindu
ini entah kapan mati, sekalipun kupinta ia abadi. [Nasta'in]
Menurut
narasumber, Puisi pak Dr Nastain semua bentuknya bebas. puis di atasa dalah jenis puisi yang tidak terikat.Berupa ungkapan
perasaan dan indah.Rima itu bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata untuk
memperindah puisi dan menggambarkan perasaan penulisnya.bait puisi pujanga Nastain
juga kadang 4-5 bahkan 6.
Rima
itu bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata untuk memperindah puisi dan
menggambarkan perasaan penulisnya. Sedangkan irama adalah pengulangan bunyi
yang biasanya tersusun rapih. Kalau Matra adalah ukuran banyaknya tekanan
irama. Larik itu baris dalam puisi, bisa satu kata, bisa frase, bisa pula
sebuah kalimat.
Berikut adalah contoh
puisi karangan penulis sendiri :
Aku dan duniaku
Aku yang kini terlahir
oleh ibuku
Ibuku yang dengan susah
payah membesarkanku
Ditengah deru ombak dan
deru angin kehidupan
Dengan penuh sayang
harapnya melekat pada diriku
Aku bukanlah anak sultan yang punya segala sedari ku lahir
Aku hanyalah anak desa
yang harus meraskan terik dahulu
Demi tercapai angan dan
mimpi
Berjuang meneruskan
harap ibu
Ku teruskan hidup ini
dengan berdiri di kaki sendiri
Tak mengapa mereka tak menyapa
dan mengajakku
Mungkin karena aku anak
desa
Tak sama dengan mereka
Tapi inilah hidupku
Hidup diatas keyakinan
dan penuh semangat
Demi sebuah mimpi