Lanjutan ...
Waktu
telah menunjukkan pukul 13.00 WIB siangn itu. Sovia dan beberapa rekan gurunya
telah berkemas untuk pulang ke rumah. Untuk Sovia yang saat itu masih menjadi
seorang guru honor, pulang jam satu siang adalah hal yang wajar. Saat ditengah
perjalanan pulang saat Sovia berhenti disebuah took kelontong, tak sengaja ia
bertemu dengan rekan guru yang belum lolos ditahap I CGP. Guru tersebut
mengucapkan selamat kepada Sovia dan menanyakan resep agar keterima seperti
dirinya. Sovia hanya tersenyum malu mendengar pertanyaan temannya itu. Karena
ia tak memiliki resep apa-apa saat pengisian essay kemarin. Baginya menjawab
essay kemarin adalah seperti halya menulis curhatan isi hatinya selama ini. ia
hanya duduk di depan layar leptop dan jemari tangan terus menekan tombol sesuka
hati tanpa membuat coretan di kertas terlebih dahulu.
“Bu
Sovia resepnya apa bisa lolos tahap I pengisian essay kemarin Bu? Tanya bu
farah pada Sovia.
“Resep
apa Bu, saya jawab ngasal Bu. Saya juga heran Bu, kenapa essay saya lolos. Bu
Farah yang PNS pasti jauh lebih bisa dari saya Bu. Apakah kemarin punya Bu
Farah ada yang belum lengkap Bu” Sovia berbalik Tanya pada Bu Farah.
“Kurang
tahu Bu”
“Kalau
menurut saya si pengumuman kemarin itu rejeki Bu” tiba-tiba ada suara laki-laki
muncul dari arah belakang Sovia. Rupanya Pak Ridwan, dia juga termasuk salah
satu guru yang lolos di tahap I pengisian essay.
“Oh
iya ya Pak. Hhe” jawab Bu Farah pada pak Ridwan.
Pak
Ridwan yang saat itu tengah dititipi istrinya untuk membeli beberapa barang pun
melanjutkan untuk memilih-milih barang yang dicarinya. Sovia yang saat itu
sedang berdiri menunggu antrian kasir tiba-tiba terdiam dan melihat kearah Bu Farah
yang tengah asik memilih barang dan beranya-tanya pada diri sendiri. “Adakah
guru honor lain yang joga lolos CGP dari sekolah negeri seperti aku? Hhmm”
begitu gumamnya dalam hati.
Kesokan
harinya sekolah Sovia kedatangan tamu Pengawas SD. Kehadiran beliau adalah
untuk mengecek administrasi guru pada semester itu. Tak lupa pengawas sekolah
juga memberikan selamat kepada Bu Ati dan Sovia yang saat itu baru saja
mendapat pengumuman lolos CGP tahap I. Tapi entah kenapa perasaan Sovia saat itu seperti kurang baik.
Ia merasa ada yang beda pada hari itu. Sovia sadar bahwa dirinya hanyalah
seorang guru honor yang kebetulan saja mengikuti seleksi CGP dan lolos ditahap
I. Rupanya dirinya merasa minder dan seperti tak pantas untuk ikut di program
kemendikbudristek ini.
“Ah
kenapa ada perasaan seperti ini si dalam hati. Niat awal mau belajar tapi ko
tiba-tiba begini. Aku sudah terlanjut mendaftar dan lolos tahap I. Ah sudahlah
biarlah semua menjadi urusan Tuhan. Tugasku adalah mengikuti alur yang ada.
Lakukan yang terbaik dan berikan yang terbaik” Sovia berusaha menenangkan diri
sendiri kala itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar