Minggu, 19 Februari 2023

Novel Februari Ceria Hari ke 14 " Sebuah Perjalanan Yang Mereka Sebut Guru Penggerak"

                                                           Hari yang dinanti pun tiba

Hari itu langit tampak cerah. Burung berkicau saling bersautan berlarian diangkasa. Sovia kembali teringat pada kata-kata suaminya tempo hari tentang keterlambatannya datang bulan. Sovia dan suaminya memang tengah menanti kehamilan anak kedua. Segera diambilnya tespek olehnya. Alangkah terkejutnya Sovia pagi itu ketika menjumpai tamu bulanannya telah datang tanpa permisi. Ia menghela nafas panjang. Rupanya keterlambatannya selama sepuluh hari kemarin bukan karena ia hamil. Banyak pertanyaan yang muncul dalam benaknya. Namun ia tak ingin berprasangka buruk pada Tuhannya. Segara ia temui suaminya kala itu dan menyampaikan kabar pagi itu.

Setelah mendengar kabar dari istrinya itu, suami Sovia berusaha menerima dan menenangkan istrinya yang dari tadi terduduk disamping dirinya itu.

“Bunda nggak usah sedih, mungkin bukan sekarang waktu untuk bunda hamil. Bisa jadi kemarin bunda telat datang bulan itu karena bunda stress banyak fikiran mempersiapkan tes seleksi PPPK. Bisa jadi juga karena bunda kurang istirahat sering begadang belajar. Pada saatnnya nanti Allah pasti akan memberi kepercayaan itu pada kita. Ya” tutur suami Sovia.

“Iya ya yah. Bisa jadi juga begitu.”

“Bunda sekarang banyakin berdo’a. Pengumuman kelulusan hari ini kan bund?” Tanya suami Sovia.

“Iya yah. Ayah juga dong do’ain bunda” rengek Sovia pada suaminya itu.

“Sudah pasti sayang. Tegas suami Sovia pagi itu.  

Sovia dan suaminya kembali melanjutkan aktifitas untuk berangkat bekerja hari itu. Waktu telah menunjukkan pukul 06.40 WIB. Sovia bergegas menuju sekolah setelah menyelesaikan tugas menyuapi sarapan anaknya yang masih kecil itu. Pagi itu Sovia berangkat ke sekolah dengan perasaaan yang tak menentu, namun ia berusaha untuk berdamai dengan dirinya. Ia tak ingin moodnya pagi itu kacau karena harapannya untuk hamil saat ini belum terlaksana. Fokusnya kembali pada perjuangannya beberapa hari yang lalu. Ia kembali melangkahkan kakinya dengan penuh harap semoga Tuhan mengganti berita pagi tadi dengan sesuatu yang lebih indah. Ia percaya bahwa rencana allah jauhlah lebih baik dan indah. Ia mencoba mengikhlaskan atas segala apa yang telah terjadi dan yang akan terjadi.

Ditengah kesibukannya dalam mengajar, Sovia berusaha terus mengupdate informasi dari BKN dan BKPSDM Pemerintah Kabupaten tentang pengumuman kelulusan seleksi PPPK. Ya hari itu adalah hari yang ditunggu dan dinantikan banyak orang. Semua orang merasakan hati yang tak seperti biasanya. Hari ini penuh haru dan menegangkan. Sovia yang sudah pernah gagal di empat kali tes CPNS, tahun ini ia benar-benar tak ingin kembali merasakan kegagalan itu. Ia terus berdo’a semoga ia menjadi salah satu orang yang beruntung di tahun ini. Harapannya untuk menjadi seorang abdi negara begitu ia impikan sejak lama. Ya, tahun ini pemerintah tak membuka formasi CPNS untuk guru. Semua dialihkan ke PPPK. Semua grup whatsap maupun telegram semua ramai membicarakan dan menanyakan kapan pengumuman itu akan diumumkan. Sovia mencoba menunggu kabar baik itu dengan tetap melakukan aktivitas seperti biasanya. Sesaat ketika pukul 15.00 wib. Smartphone Sovia bordering. Banyat pesan masuk. Dan dilihatnya salah satu pesan dari sahabatnya Tika. Rupanya Tika mengirim sebuah file dan itu adalah file pengumuman seleksi PPPK tahap II. Dibukanya file itu dengan perasaan tenang, tak lupa Sovia membaca do’a tiada henti. Ia tak ingin berlama-lama membuka setiap lembar dari file itu. Ia langsung mengaktifkan tombol searching. Ia ketik namanya, dan puji syukur dilihatnya namanya Soviana Putri dinyatakan lulus dan mengisi formasi. Hatinya serasa lega, bibirnya tiada henti mengucap syukur. Segera ditemuinya sang suami yang saat itu baru saja keluar dari belakang usai mandi. 

Bersambung ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Novel Februari Ceria hari Ke-28 "Sebuah perjalanan Yang Mereka Sebut Guru Penggerak"

  PENGUMUMAN SELEKSI TAHAP II Desis angin malam itu terasa dingin seolah menusuk tulang masuk menembus melalui lubang jendela rumah Sovia....