Hari yang dinanti pun tiba
Hari
itu langit tampak cerah. Burung berkicau saling bersautan berlarian diangkasa. Sovia
kembali teringat pada kata-kata suaminya tempo hari tentang keterlambatannya
datang bulan. Sovia dan suaminya memang tengah menanti kehamilan anak kedua. Segera
diambilnya tespek olehnya. Alangkah terkejutnya Sovia pagi itu ketika menjumpai
tamu bulanannya telah datang tanpa permisi. Ia menghela nafas panjang. Rupanya keterlambatannya
selama sepuluh hari kemarin bukan karena ia hamil. Banyak pertanyaan yang
muncul dalam benaknya. Namun ia tak ingin berprasangka buruk pada Tuhannya.
Segara ia temui suaminya kala itu dan menyampaikan kabar pagi itu.
Setelah
mendengar kabar dari istrinya itu, suami Sovia berusaha menerima dan
menenangkan istrinya yang dari tadi terduduk disamping dirinya itu.
“Bunda
nggak usah sedih, mungkin bukan sekarang waktu untuk bunda hamil. Bisa jadi
kemarin bunda telat datang bulan itu karena bunda stress banyak fikiran
mempersiapkan tes seleksi PPPK. Bisa jadi juga karena bunda kurang istirahat
sering begadang belajar. Pada saatnnya nanti Allah pasti akan memberi
kepercayaan itu pada kita. Ya” tutur suami Sovia.
“Iya
ya yah. Bisa jadi juga begitu.”
“Bunda
sekarang banyakin berdo’a. Pengumuman kelulusan hari ini kan bund?” Tanya suami
Sovia.
“Iya
yah. Ayah juga dong do’ain bunda” rengek Sovia pada suaminya itu.
“Sudah
pasti sayang. Tegas suami Sovia pagi itu.
Sovia
dan suaminya kembali melanjutkan aktifitas untuk berangkat bekerja hari itu. Waktu
telah menunjukkan pukul 06.40 WIB. Sovia bergegas menuju sekolah setelah
menyelesaikan tugas menyuapi sarapan anaknya yang masih kecil itu. Pagi itu
Sovia berangkat ke sekolah dengan perasaaan yang tak menentu, namun ia berusaha
untuk berdamai dengan dirinya. Ia tak ingin moodnya
pagi itu kacau karena harapannya untuk hamil saat ini belum terlaksana. Fokusnya
kembali pada perjuangannya beberapa hari yang lalu. Ia kembali melangkahkan
kakinya dengan penuh harap semoga Tuhan mengganti berita pagi tadi dengan
sesuatu yang lebih indah. Ia percaya bahwa rencana allah jauhlah lebih baik dan
indah. Ia mencoba mengikhlaskan atas segala apa yang telah terjadi dan yang
akan terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar