Rabu, 22 Februari 2023

Novel Februari Ceria hari Ke-18 : Sebuah perjalanan Yang Mereka Sebut Guru Penggerak

 

PESAN DARI WALI MURID

“Bu Sovia, ada anak yang berkelahi di kelas Bu. Hamdan bu, Hamdan berkelahi dengan Fahrul Bu. Cepet Bu ke kelas Bu. Cepet Bu” tutur Firman sambil tersenggal-senggal nafasnya pada Sovia.

“Ada apa dan kenapa. Pelan-pelan kalau ngomong Firman” tegas Sovia pada muridnya itu.

“Begini Bu, Hamdan di kelas berkelahi dengan fahrul B” jawab Firman

“Loh, bukannya ini jam istirahat. Kenapa di dalam kelas?” Tanya Sovia heran/

“Tidak tahu Bu, Pokoknya Bu Sovia ayok cepet ke kelas Bu.” Ucap Firman seraya menarik tangan Sovia.

Sovia yang tak ingin terjadi keributan di kelasnya itu pun segera menuju kelas IV. 

“Ada apa ini, Hamdan, fahrul hentikan!!! Ada apa ini sebenarnya” suara Sovia sedikit meninggi membuat seisi kelas yang semula gaduh spontan menjadi hening.

“Hamdan yang mulai dulu Bu, dia menumpahkan makananku sampai jatuh” Ucap fahrul.

“Gak bu. Fahrul saja yang menyenggol aku bu. Ya jatuh makanan dia. Jatuh sendiri tapi ko marah-marah. Malah dia mau mukul aku bu” ujar fahrul membela diri.

“Ini kenapa kalian ribut di dalam kelas. Bukankah Bu Sovia sudah menyampaikan. Istirahat itu di luar, tidak di dalam kelas. Malah ada yang rebut-ribut begini” tegas Sovia pada murid-muridnya itu.

“Iya, hhoooooo” sorak murid-murid yang lainnya.

“Sudah-sudah, coba sekarang saling maaf-maafan. Tidak usah saling menyalahkan. Coba Hamdan dan fahrul salaman nak.” Pinta Sovia pada kedua muridnya itu.

“ya nggak mau bu. Hamdan yang salah ko. Aku disuruh minta maaf” protes fahrul pada Sovia.

Segera diraihnya tangan Fahrul untuk diajak mau bersalaman dengan Hamdan oleh Sovia. Namun, tangan Sovia justru malah dikibas oleh Fahrul.

“Fahrul! Bu guru bilang saling maaf-maafan. Dimata Bu guru kaian sama salahnya. Jam istirahat tapi main bahkan makan di dalam kelas” kembali suara Sovia sedikit meninggi supaya kedua muridnya itu menyadari kesalahannya.

Akhirnya kedua murid tadi pun bersalaman. Dan murid yang berkerumun pun mulain membubarkan diri. Sovia menghela nafas panjang. “Alhamdulillah” begitu gumamnya dalam hati.

Sovia menuju kantor dan duduk di bangkunya. Diraihnya segelas air putih olehnya dan diminumnya.

“Siapa yang ramai Bu Sovia?” Tanya Bu Retno pada Sovia

“Hamdan dan Fahrul Bu”

“Sekarang sudah berdamai belum anaknya Bu Sov?

“Sudah Bu”

Usai kejadian tadi di kelas, Hamdan dan Fahrul terlihat saing menjauh dan tidak mau saling tegur sapa. Sovia memnyampaikan pelajaran seperti biasanya. Tidak lupa ia pun juga menyampaikan nilai budi pekerti agar tidak kembali lagi terjadi keributan di kelasnya.

Siang itu semua aktivitas kembali berjalan seperti biasanya. Usai pembelajaran selesai, semua guru dan siswa pulang ke rumah masing-masing. Ditengah perjalanan pulang. Tiba-tiba smartphone Sovia bergetar. Sepertinya ada pesan masuk. Namun karena Sovia tengah berada dalam perjalanan, ia mengabaikan pesan yang masuk. Sesampainya di rumah, dilihatnya pesan yang tadi masuk, rupanya ada pesan dari ibunya Fahrul.

“Assalammu’alaikum, mohon maaf mengganggu Bu Sovia. Mohon maaf juga atas kelancangan saya. Fahrul memaksa saya untuk mengirim pesan ke Bu Sovia. Saya disuruh menyampaikan katanya tadi Fahrul tidak salah sama Hamdan tapi Bu Sovia memarahi Fahrul. Maaf bu sebelumnya, saya sudah menyampaikan mungkin Bu Sovia mengingatkan Fahrul tapi dia tetap minta saya untuk kirim pesan ke Bu Sovia. Terima kasih” pesan itu tertulis dari ibunya Fahrul. Menanggapi pesan tersebut, Sovia tersenyum seorang diri.

“Maksudnya apa ini, mau negur saya atau mau protes atau mau meluruskan kejadian tadi yang dialami anaknya. Hhhm ada-ada saja” gumam Sovia dalam hatinya.

Sovia yang baru saja sampai rumah hanya membalas siangkat “Terima kasih sudah menyampaikan pesan Bu, saya jawab nanti ya” Sovia pun lekas masuk ke rumah.

Malam itu Sovia hendak menyelesaikan pendaftaran CGP miliknya. Diceknya setiap point yang ada. Dilengkapinya essay yang masih terdapat kekurangan, ia mantapkan hati untuk mengirim berkas malam itu. Setelah dirasa semua telah selesai ia pun memilih tombol kirim di akun SIMPKBnya itu.

“Wallahu’alam, bismillah mengirim berkas. Jika tahun ini belum bisa ikut PPG, yasudah PGP (Pendidikan Guru Penggerak) dulu juga boleh. Batin Sovia malam itu.

“Sudah selesai bund?” Tanya suami Sovia.

“Sudah yah”

“Yang terpenting untuk ibu, jadilah guru yang baik,loyal, terus semangat mengembangkan diri, dan jadilah guru yang selalu dirindu murid-murid”

“Iya ayah. Terima kasih semangatnya” jawab Sovia manja didekat suaminya itu.

Tiba-tiba Sovia terdiam memikirkan kejadian tadi siang di kelasnya. Ia merasa heran kenapa Fahrul masih saja mengungkit kejadian tadi siang dan bersikeras untuk mengatakan dia tidak bersalah sampai-sampai harus mengirim pesan lewat chat whatsap. Padahal tadi siang sudah saling memaafkan. “Dunia anak-anak kadang memang seperti itu, semoga aku bisa sabar menghadapi murid-murid dengan keaneka ragaman sifatnya” fikir Sovia seorang diri.

Tiba-tiba suaminya menepuk punggung Sovia yang dari tadi tampak seolah sedang melamun.

“Bunda ngalamunin apa? Ayah disamping bunda gak pergi kemana-mana bund. Hhee” ledek suami Sovia.

Diceritakannya pula oleh Sovia tentang kejadian tadi siang di kelasnya, juga mengenai pesan whatsap dari ibunya Fahrul. Suaminya hanya tersenyum mendengar cerita istrinya itu. Dan memberikan pemnguatan kepada Sovia bahwa itu bagian dari tanggung jawab Sovia sebagai seorang guru untuk memberikan pendidikan moral bagi murid-muridnya agar mereka kelak menjadi pribadi yang baik dan mulia. 

Soviapun mengambil kesimpulan untuk tidak membalas chat dari ibunya Fahrul dulu. Ia ingin bertemu dengan Fahrul secara langsung untuk bertanya juga menasihatinya. Ia tak ingin murid-muridnya memiliki jiwa yang tak bisa memafkan orang lain. Ia mengharapkan anak didiknya menjadi pribadi yang berhati mulia dan pemaaf.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Novel Februari Ceria hari Ke-28 "Sebuah perjalanan Yang Mereka Sebut Guru Penggerak"

  PENGUMUMAN SELEKSI TAHAP II Desis angin malam itu terasa dingin seolah menusuk tulang masuk menembus melalui lubang jendela rumah Sovia....