Senin, 27 Februari 2023

Novel Februari Ceria hari Ke-25 : Sebuah perjalanan Yang Mereka Sebut Guru Penggerak

 Pagi itu Sovia pun telah memilih baju dan kerudung yang bagus dari lemarinya agar penampilannya ketika wawancara terlihat indah dipandang oleh para tim penilai. Pukul -7.30 pun telah tiba. Sovia yang sedari tadi telah siap di depan leptop. Mulai menunggu para penilai hadir di gmeet. Saat dua penilai telah hadir dan menyapa Sovia, Sovia pun membalas sapaan adri penilai itu dengan ramah dan hangat. Pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan  penilai dan Sovia pun berusaha menjawab sebisanya. Ia tak ingin tampak seperti orang yang gugup. Sovia pun tak lupa, sebelum wawancara ini dimulai, pada saat persiapan Sovia juga telah menempel beberapa jawaban essay yang pernah ia tulis pada tembok tepat di depan ia duduk saat melakukan wawancara. Harapan Sovia agar jawaban yang ia sampaikan tidak berbeda jauh dengan apa yang telah ia tulis di essay.

Percakapan melalui wawancara pun berjalan lancar bahkan terkesan seperti obrolan santai. Meskipun ada beberapa pertanyaan yang tak bisa langsung dicerna oleh Sovia karena bentuk pertanyaan memang cukup panjang sehingga ia harus meminta penilai untuk mengulangi pertanyaan, namun Sovia beruntung telah dipertemukan dengan penilai yang baik padai pagi itu. Mungkin juga karena masih pagi,  baik penilai maupun Sovia tengah bersemangat mengawali hari demi kesuksesan dari segenap rangkaian seleksi CGP sebagai program dari kemendibudristek itu.

Seleksi wawancara pun telah selesai. Sovia berucap syukur dan ia lekas berlari menuju ruang kelas VI dan menemui Bu Atik. Dipeluknya tubuh Bu Atik yang saat itu tengah berdiri di depan kelas.

“Bagaimana bu Sovia wawancaranya? Ko tangannya masih dingin?” tutur Bu Atik pada Sovia

“Hhhuuu…. Bu Atik… Hi ngeri deh” jawab Sovia yang seolah tak bisa berkata-kata lagi saat itu.

“Gimana-gimana. Coba duduk dulu.” Ajak Bu Atik pada Sovia

“Bu, tadi aku ada pertanyaan apakah ibu pernah keluar dari zona nyaman selama menjadi guru? Jawabnya apa itu bu. Aku bingung bu Atik”

“Keluar dari Zona nyaman??? Mungkin yang dimaksud zona nyaman kita sebagai guru Bu. Bisa juga missal hari ini adalah jadwal memakai seragam kheky, zona nyamannya ya memakai baju sesuai aturan. Keluar dari zona nyamannya misal kita memakai baju lain. Tapi itu versi saya. Tadi Bu Sovia bagaimana?”

“Tadi aku jawab pernah Bu. Ku kira saat duku waktu aku ngajar sebelum di sekolah ini aku sudah nyaman, tetapi aku harus pindah karena mau ada seleksi PPPK itu bu. Jadi aku keluar dari zona nyamanku Bu. Hhhaaaa gimana itu Bu Atik”

“Sudah nggak apa-apa, yang penting sudah selesai wawancara. Saya yang belum yang harusnya deg-deg-an Bu Sov. Hhee” jawab Bu Atik menguatkan Sovia pagi itu.

Sovia pun mengangguk mendengar suntikan semangat dari rekannya itu. Ia pasrahkan apa yang akan terjadi kedepannya pada Tuhannya. Sovia kembali menghela nafas panjang guna menetralkan suasana dalam hatinya saat itu. Sovia pun mengucap terima kasih kepada Bu Atik dan bergegas meninggalkan Bu Atik dan menuju ruang guru. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Novel Februari Ceria hari Ke-28 "Sebuah perjalanan Yang Mereka Sebut Guru Penggerak"

  PENGUMUMAN SELEKSI TAHAP II Desis angin malam itu terasa dingin seolah menusuk tulang masuk menembus melalui lubang jendela rumah Sovia....