Pagi itu Sovia pun telah memilih baju dan kerudung yang bagus dari lemarinya agar penampilannya ketika wawancara terlihat indah dipandang oleh para tim penilai. Pukul -7.30 pun telah tiba. Sovia yang sedari tadi telah siap di depan leptop. Mulai menunggu para penilai hadir di gmeet. Saat dua penilai telah hadir dan menyapa Sovia, Sovia pun membalas sapaan adri penilai itu dengan ramah dan hangat. Pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan penilai dan Sovia pun berusaha menjawab sebisanya. Ia tak ingin tampak seperti orang yang gugup. Sovia pun tak lupa, sebelum wawancara ini dimulai, pada saat persiapan Sovia juga telah menempel beberapa jawaban essay yang pernah ia tulis pada tembok tepat di depan ia duduk saat melakukan wawancara. Harapan Sovia agar jawaban yang ia sampaikan tidak berbeda jauh dengan apa yang telah ia tulis di essay.
Percakapan
melalui wawancara pun berjalan lancar bahkan terkesan seperti obrolan santai. Meskipun
ada beberapa pertanyaan yang tak bisa langsung dicerna oleh Sovia karena bentuk
pertanyaan memang cukup panjang sehingga ia harus meminta penilai untuk
mengulangi pertanyaan, namun Sovia beruntung telah dipertemukan dengan penilai
yang baik padai pagi itu. Mungkin juga karena masih pagi, baik penilai maupun Sovia tengah bersemangat
mengawali hari demi kesuksesan dari segenap rangkaian seleksi CGP sebagai program
dari kemendibudristek itu.
Seleksi
wawancara pun telah selesai. Sovia berucap syukur dan ia lekas berlari menuju
ruang kelas VI dan menemui Bu Atik. Dipeluknya tubuh Bu Atik yang saat itu
tengah berdiri di depan kelas.
“Bagaimana
bu Sovia wawancaranya? Ko tangannya masih dingin?” tutur Bu Atik pada Sovia
“Hhhuuu….
Bu Atik… Hi ngeri deh” jawab Sovia yang seolah tak bisa berkata-kata lagi saat
itu.
“Gimana-gimana.
Coba duduk dulu.” Ajak Bu Atik pada Sovia
“Bu,
tadi aku ada pertanyaan apakah ibu pernah keluar dari zona nyaman selama
menjadi guru? Jawabnya apa itu bu. Aku bingung bu Atik”
“Keluar
dari Zona nyaman??? Mungkin yang dimaksud zona nyaman kita sebagai guru Bu. Bisa
juga missal hari ini adalah jadwal memakai seragam kheky, zona nyamannya ya
memakai baju sesuai aturan. Keluar dari zona nyamannya misal kita memakai baju
lain. Tapi itu versi saya. Tadi Bu Sovia bagaimana?”
“Tadi
aku jawab pernah Bu. Ku kira saat duku waktu aku ngajar sebelum di sekolah ini
aku sudah nyaman, tetapi aku harus pindah karena mau ada seleksi PPPK itu bu. Jadi
aku keluar dari zona nyamanku Bu. Hhhaaaa gimana itu Bu Atik”
“Sudah
nggak apa-apa, yang penting sudah selesai wawancara. Saya yang belum yang
harusnya deg-deg-an Bu Sov. Hhee” jawab Bu Atik menguatkan Sovia pagi itu.
Sovia pun mengangguk mendengar suntikan semangat dari rekannya itu. Ia pasrahkan apa yang akan terjadi kedepannya pada Tuhannya. Sovia kembali menghela nafas panjang guna menetralkan suasana dalam hatinya saat itu. Sovia pun mengucap terima kasih kepada Bu Atik dan bergegas meninggalkan Bu Atik dan menuju ruang guru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar