Sabtu, 04 Februari 2023

Novel Februari Ceria hari Ke-4 : Sebuah Perjalanan Yang Mereka Sebut Guru Penggerak (lanjutan bagian 2)

 Hari berhari ia lewati dengan harapan semoga lebih baik dari sebelumnya. Hari ini Sovia diminta oleh kepala sekolah untuk mengikuti rapat Pramuka Garuda di Korwil Kecamatan. Sovia pun menghadirinya dengan rasa senang. Kecintaannya pada pramuka telah lahir sejak ia duduk di bangku Sekolah Dasar. Sovia paling suka dengan kegiatan berkemah, mencari jejak dan lain-lain.

Sepanjang perjalanan rapat hand phonenya terus saja bordering ada pesan masuk di grup telegramnya. Ia pun mengsenyapkan nada agar tidak mengganggu peserta rapat yang lain. Sesekali ditengoknya obrolan dalam grup telegramnya. Lagi-lagi anggota grup membahas guru penggerak.

“Ini kenapa saya ko dipertemukan dengan anggota grup yang membahas guru penggerak ya. Ini grup orang satu Indonesia. Padahal nama grupnya “Siap PPPK Tahap II”, ketemu peserta guru penggerak angkatan 3 juga disini. Itu apa sih, apakah guru Wiyata Bhakti bisa ikut? Bukankah pemerintah selama ini selalu menomor satukan PNS? Ahh sudahlah, sepertinya tidak penting.” Gumamnya seorang diri dalam hati.

Sovia pun kembali fokus pada rapat yang ia ikuti. Ia tak ingin ketinggalan informasi untuk anak didiknya juga untuk sekolahnya. ia dengarkan dengan penuh seksama setiap kata yang diucapkan oleh sang pembicara.

“Assalammu’alaikum Bu Sovia” tiba-tiba muncul suara pelan dari arah belakang. Segera ia menegoknya, ternyata suara itu dating dari perempuan cantik berkaca mata. Namanya Rina. Ia adalah sahabat Sovia sejak kuliah dulu.

“Bu, ku dengar kau tidak ikut tes seleksi PPPK tahap I ya, kenapa bisa tidak bisa ikut?”

“Ah, sudahlah. Aku tidak mau mengingat apa yang sudah terjadi. Nanti aku sedih lagi, kau mau melihat aku kembali meratapi nasibku?” jawa Sovia sambil meledek sahabatnya itu.

“Iya iya, maaf. Semangat ya, semoga tahap II lolos. Amin”

“Terima kasih ya.” Jawab Sovia sembari tersenyum pada orang yang berdiri di sebelahnya itu.

Siang itu Sovia sangat lelah, ia meminta ijin kepada kepala sekolah untuk bisa pulang lebih awal dari biasanya.  Sesampainya di rumah Sovia pun membaringkan dirinya pada kasur. Diraihnya pula bantal merah miliknya. Hatinya kembali sedih teringat pertanyaan sahabatnya siang tadi. Rupa-rupanya ia belum bisa move on  dari seleksi PPPK tahap I. ia pun sadar bahwa ia haruslah belajar lebih giat lagi mengingat seleksi PPPK tahap II dia akan bersaing dengan mereka-reka yang telah mengantongi sertifikat pendidik. Segera diraihnya pula buku lathan soal seleksi PPPK. Siang itu ia belajar sembari rebahan. Sepuluh menit berlalu nampaknya rautan lelah diwajahnya tak bisa ia tutupi. Matanya pun terpejam. Buku latihan soal pun tergeletak diatas kasur. Tanpa ia sadari bahwa jam sudah sore pukul 15.00 wib. Suaminya yang baru saja pulang kerja merapihkan buku latihan di dekatnya tertidur.

Senja diufuk barat semakin tenggelam meninggalkan siang perlahan dan memerah. Bulan sabit pun mulai muncul menyambut malam. Tak lupa Sovia menyiapkan makan malam bersama keluarga tercintanya. Usai menikmati sajian makan malam, Sovia tiba-tiba mendekati suaminya dan berkata,

“Yah, jika saja bunda punya sertifikat pendidik. Pasti bunda bisa tenang karena nilai tes auto 100% untuk teknis ya yah?  

“Bunda syukuri saja, artinya bunda harus berusaha sungguh-sungguh tidak hanya mengandalkan serdik seperti mereka yang sudah punya. Kalau sudah rejeki percayakan saja pada yang Kuasa”

“Iya yah”

bersambung .....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Novel Februari Ceria hari Ke-28 "Sebuah perjalanan Yang Mereka Sebut Guru Penggerak"

  PENGUMUMAN SELEKSI TAHAP II Desis angin malam itu terasa dingin seolah menusuk tulang masuk menembus melalui lubang jendela rumah Sovia....