Senin, 13 Februari 2023

Novel Februari Ceria hari Ke-6 " Sebuah Perjalanan Yang Mereka Sebut guru Penggerak"

                                                         PRAMUKA GARUDA

Hari terus berganti hari. Sovia terus melaksanakan aktifitasnya dan berharap semakin hari ia bisa menjadi wanita yang terus belajar menjadi lebih baik lagi. Baik sebagai seorang istri, ibu juga guru untuk murid-muridnya.

“Bu Sovia lusa siap mendampingi anak yang ikut pramuka garuda ya di SDN 01 Kertajaya. Jangan lupa siapkan administrasi juga semua yang dibutuhkan anak saat kegiatan. Kalau butuh bantuan bisa minta tolong Bu Siska yang sama-sama masih muda, biasanya kalau jiwa muda itu energik” tutur Bapak kepala sekolah kepada Sovia pagi itu.

“Siap Pak” jawab Sovia singkat sambil tersenyum pada sosok yang ia hormati di sekolahnya itu.

Soviapun mulai menyiapkan administrasi untuk peserta seleksi pramuka garuda. Segala keperluan lomba ia siapkan dengan penuh teliti. Ia ingin memberikan yang terbaik bagi muridnya yang akan mewakili sekolahnya untuk mengikuti seleksi pramuka garuda di tingkat Kabupaten itu. Tak lupa ia pun minta do’a dari orang tua dan rekan guru di sekolah untuk kelancaran Yosiana Putri dalam kegitan tersebut. Yosiana Putri adalah siswa kelas V. Ia terpilih mewakili sekolah bersama kelima peserta lain mewakili kecamatan untuk maju di tingkat kabupaten.

Hari yang dinanti pun tiba. Sovia berangkat pagi itu bersama Yosi menuju SDN 01 Kertajaya. Setibanya disana Sovia langsung mengurus pendaftaran Yosi dan mengantarkan Yosi menuju lapangan untuk mengikuti upacara pembukaan. Setelah seluruh peserta seleksi pramuka garuda berkumpul dan mengikuti upacara pembukaan, meraka pun mulai mengikuti seleksi mulai dari Tes Tertulis, uji SKU (Syarat kecakapan Umum), uji SKK (Syarat Kecakapan Khusus), tes komputer, dan hasta karya. Sovia mendampingi Yosi dengan perasaan penuh bahagia. Tiba-tiba hujan turun siang itu. Rupanya rintik air hujan ingin turut membersamai pelaksanaan seleksi pramuka garuda hari itu.

Setelah semua tahapan telah Yosi lewati dan bebarapa peserta lain pun juga tampak telah selesai, Yosi dan Soviapun menikmati makan siang di teras kelas dengan berteman rintikan air hujan. 

“Bu Sovia maaf, bolehkah saya meminjam portofolio milik murid ibu sebentar bu? Sepertinya milik murid saya ada yang kurang, saya mau mencocokkan apakah punya murid saya sudah benar atau belum? Tiba-tiba sua itu datang menghampiri Sovia dan yosi yang tengah asik menikmati menu makan siang.

“Oh, Bu Desi, iya bu silahkan” jawab Sovia seraya menunjukkan fotocopy berkas portofolio milik Yosi yang sudah ia siapkan sejak tempo hari. 

“Oh, Bu, lembar ini to yang milik saya masih salah. Haduh harus ngetik ulang nih. Filenya di sekolah. Bu Sovia bisa nolongin saya lagi nggak Bu? Desak Bu Desi yang panik pada Sovia.

“Apa yang bisa saya tolong bu?” jawab Sovia sambil menghabiskan suapan nasi kotaknya itu di mulutnya.

“Bu Sovia bawa leptop tidak Bu? Saya mau ngetik lembar yang masih salah Bu, Haduh nanti ngeprintnya dimana ya Bu? Ahhhh gak beres ini ahhhh. Jawab Bu Desi yang semakin panik.

“Tenang Bu, Bu Desi duduk saja dulu. Tunggu saya selesai makan ya?” ledek Sovia pada rekannya itu.

“Haduh Bu, aku nggak bisa tenang kalau sudah begini bu. Anak-anak sudah selesai tes. Tadi panitia mengembalikan portofolio anak saya. Katanya ada yang harus diperbaiki.”

“Sudah tenang saja. Saya bawa leptop dan file itu saya punya” Sovia mencoba menenangkan Bu Desi.

“Alhamdulillah. Emang Bu Sovia terlope-lopeeee dah” jawab Bu Desi sambil meluk Sovia yang sedang makan sampai ia tersedak.

“Halah biasa saja ibuk. Uhukkkk” jawab Sovia sambil terbatuk-batuk karena dekapan Bu desi tadi.

Bu Desi pun membuka leptop dan mulai memperbaiki berkas portofolio milik muridnya. Usai memperbaiki segera diraih olehnya flasdisk Toshiba putih miliknya dan lekas dibawa keluar lokasi menuju rental. Dalam hitungan 20 menit Bu Desi kembali ke lokasi sambil basah-basahan air hujan meski sudah memakai jas hujan.

“Alhamdulillah finish. Terima kasih ya Bu Sovia” kemabali Bu Desi memeluk Sovia erat siang itu.

“Iya, tapi kenapa meski meluk-meluk juga si Bu Desi, ini basah Bu cantt” protes Sovia sambil menahan basah air hujan dari jas hujan yang digunakan Bu Desi.

“Hahahahaa, iya maaf ya”

BERSAMBUNG***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Novel Februari Ceria hari Ke-28 "Sebuah perjalanan Yang Mereka Sebut Guru Penggerak"

  PENGUMUMAN SELEKSI TAHAP II Desis angin malam itu terasa dingin seolah menusuk tulang masuk menembus melalui lubang jendela rumah Sovia....