KEMBALINYA SEBUAH HARAPAN
Siang
itu sepulang sekolah Sovia terduduk lemah di kuris ruang tamu. Badannya lemas
seolah tak berdaya. Badannya demam, putrinya yang beranama Ana datang
menghampirinya. Mengelus tubuhnya yang lemas dan mencium pipi kanannya. Ia faham
ibunya tengah kelelahan dan demam usai kegiatan hari kemarin.
Sinar
mega merah mulai tampak di ufuk barat. Rupanya sang mentari telah bergegas
meninggalkan waktu sore.
“Bund,
bunda sudah lihat pengumanan sore ini belum bund?” Tanya suaminya mendekati
Sovia.
“Pengumuman
apa yah? Bunda dari tadi lemes, Cuma duduk-duduk disini” jawab Sovia’
“Pengumaman
peserta seleksi PPPK tahap II bund. Nama bunda ada” tutur suami Sovia sambil
memeluk bahagia pada istrinya itu.
“Serius
yah? Alhamdulillah ya Allah, kau tunjukkan kuasa Mu pada kami. Terima kasih ya AllahEngkau
telah mendengar dan mengabulkan hajat kami. Bismillah semoga tahun ini rejaki
keluarga kami. Amin” sambut Sovia penuh haru bahagia dengan do’a.
Akhirnya
waktu yang ditunggu pun tiba. Jadwal Sovia untuk mengikuti seleksi PPPK tahap
II telah keluar. Ia semakin semangat dalam belajar dan berdo’a. Ia menambah durasi
belajar juga berdo’anya pada yang kuasa. Tak lupa solat, sikap dan tutur
katapun ia jaga selalu.
“Bunda,
ayah perhatikan sepertinya bunda sekarang sering solat malam dan berdzikir. Harapan
ayah bunda semakin dekat sama Allah bukan hanya ketika bunda mau tes PPPK saja
bund. Bunda harus ikhlas juga dalam melakukan semua ini bund.” Tegas suami
Sovia pada dirinya itu.
“Baik
ayah, terima kasih sudah selalu mengingatkan bunda. Semoga bisa selalu
istiqomah yah.”
“Amin”
Obrolan
keduanya pun berhenti. Malam semakin larut. Sovia dan keluarganya pun
beristirahat. Terlebih Sovia yang kondisinya tengah kurang sehat. Sesaat sebelum
Sovia memejamkan mata, tiba-tiba smartphonenya bergetar. Ada pesan masuk dari
Bu Hasna Jepara.
“Assalmmu’alaikum
Bu Sovia, maaf ganggu malam-malam bu. Ibu sudah lihat pengumuman hari ini belum
bu? Alhamdulillah nama saya ada bu di jadwal seleksi PPPK tahap II. Semoga Bu
Sovia juga ada.” Begitu isi pesan singkat dari sosok yang belum pernah ia temui
itu.
“Wa’alaikumsalam,
iya Bu Hasna. Alhamdulillah nama saya juga ada bu. Selamat untuk kita ya bu. Dan
bismillah kita berjuang bersama” jawab Sovia.
Malam
itu Sovia tidur dengan perasaan bahagia. Rasa syukurnya ia curahkan pada
sajadah biru yang selalu menemaninya selama ini. bibirnya tiada henti
mengucapkan syukur pada yang maha kuasa. “Baiklah, tahun ini aku harus
berhasil. 325 sebagai nilai ambang batas untuk teknis semoga bisa aku raih dengan
mudah. Aku bukanlah peserta dengan kartu sakti SERDIK seperti layaknya mereka
yang sudah pernah megikuti PPG. Bismillah ya Allah, bimbing hamba untuk bisa
sampai pada garis itu. Amin” diusapkannya kedua tanganya itu pada wajanya. Dan Sovia
pun beranjak tidur.
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar