Lanjutan ....
Keesokan
harinya Sovia kembali diingatkan pada informasi dari grup telegram tentang guru
penggerak. Tiba-tiba jemarinya menari pada smartphone miliknya. Ia mencoba
menggali informasi dari beberapa sumber. Dipilihnya kontak dengan nama pak dhe Rinto
Kusmiran. Pak dhe Rinto Kusmiran adalah admin dari grup siap PPPK tahap II. Beliau
adalah orang yang baik mungkin dibilang sangat baik bagi Sovia dan anggota grup
yang lain. Setiap hari Pak Rinto bersama bunda Emi selalu memberikan latihan
soal guna persiapan tes seleksi PPPK. Pak Rinto sendiri adalah seorang PNS asal
Kalimantan yang peduli pada nasib guru honor yang akan berjuang dalam tes PPPK.
Dibagikannya ilmu dan trik yang ia miliki di grup bersama para guru honorer
dari segala penjuru nusantara.
“Assalammu’alaikum
Pak Rinto. Saya Sovia dari Jateng pak. Ijin bertanya. Saya seorang guru honorer
sekolah negeri. Beberapa hari belakangna ini saya sering mendengar informasi
terkait pendidikan guru penggerak. Sebelumnya saya pernah mencoba mendaftar
program Pembatik dari kemendikbud. Tetapi tidak saya lanjutkan karena saya
masih fokus tes PPPK. Apakah Pak Rinto tahu tentang pendidikan guru penggerak? Mohon
penjelasan dari Bapak. Terima kasih”
Sovia
mencoba mengirim pesan pada orang yang dianggap tahu. Ya, Sovia sering
mengajukan pertanyaan pada Pak Rinto terkait dunia pendidikan yang belum ia
tahu terlebih jika itu terkait soal tes seleksi PPPK.
“Wa’alaikumsalam,
guru penggerak dan pembatik adalah bagian dari program pemerintah. Semuanya baik
dan bermanfaat. Banyak manfaat yang bisa didapat dari kedua program itu. Untuk peningkatan
kompetensi diri juga untuk komunitas sekolah. Guru penggerak bisa diikuti jika
wilayah kita masuk daerah sasaran” ujar Pak Rinto menjawab pertanyaan Sovia.
“Terima
kasih atas pencerahannya pak Rinto.”
“Sama-sama”
Sovia
melanjutkan membaca pesan yang ada dari grup telegram. Didapatinya banyak dari
rekan-rekannya yang ingin belajar mengembangkan diri melalui dua program tadi. Ada
yang sudah lolos ikut program pembatik dan guru penggerak. Sovia pun mencoba
membuka Sim PKB sebagai akses awal guru penggerak. Dilihatnya setiap informasi
yang ada di dalam Sim PKB miliknya. Rupanya ada pakta integritas, curriculum vitae
yang harus diisi diawal. Sovia tak berani mengklik-klik saat itu. Ia kembali
menutup Sim PKB yang telah ia buka. Ia mencoba mengirim pesan pada Bu Ira, rekan
ngajarnya di sekolah lamanya. Mencoba mengajak untuk ikut pendidikan guru
penggerak agar ia tak sendirian. Rupanya Bu Ira belum ingin mengikutinya. Dia ingin
istirahat dulu seusai mengikuti tes seleksi PPPK tahap I bulan yang lalu. Sovia
pun mencoba mengajak pada rekan guru yang lain untuk bersam-sama mencoba mendaftar
program tersebut. Fikirnya saat ini ia memang belum bisa mengikuti PPG karena
status di dapodik masih berbunyi honor sekolah. PPG dalam jabatan waktu itu dilaksanakan
selama empat bulan daring. Sementara pendidikan guru penggerak dilaksanakan
selama sembilan bulan. “Ah, apakah aku pilih ikut pendidikan guru penggerak
saja dulu ya. Sertifikatnya seperti serdik. Ada nilai plus kalau seorang guru
bisa punya sertifikat serdik. Toh sama-sama gratis. Uang kuota malah diganti
dari pemerintah kata angkatan sebelumnya. Hhhmm tapi tidak ada yang mau aku
ajak” gumamnya seorang diri dalam hati.
Setibanya
dirumah Sovia mencoba kembali membuka leptopnya. Leptop yang sudah dua belas
tahun lamanya menemaninya dari semasa kuliah dulu. Dengan didampingi suaminya,
SOvia mencoba membuka akun Sim PKB miliknya. Ia download lembar pakta
integritas dan surat persetujuan kepala sekolah untuk ia tunjukkan besok
bersama kepala sekolahnya. Ia intip apa saja yang ada di dalam menu curriculum vitae.
Kemudian ia menutup leptopnya dan kembali membuka modul belajar tes PPPK. Ya,
ia tak ingin melewati waktu begitu saja tanpa persiapan untuk hari yang selama
ini ia tunggu.
Keesokan
harinya Sovia mencoba menyampaikan apa yang selama ini ada di fikirannya di
depan kepala sekolahnya. Ia ceritakan secara detail dengan tidak ada yang ia
kuragi, justru dengan sharing dengan kepala sekolah harapannya ia kembali
mendapat pencerahan tentang langkah yang akan ia pilih. Usai mendengar
penjelasan Sovia bapak kelas sekolah yang waktu itu menjabat memberikan support
kepada Sovia. Dukungan dan semangat diberikannya untuk Sovia agar terus maju
dan turut mengajak rekan guru yang lain. Tak lupa pula kepala sekolah juga
memberikan do’a dan semangat untuk Sovia yang minggu depan akan mengikuti tes
seleksi PPPK tahap II.
Bersambung ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar